Laporan Praktikum Energi Aktivasi (Laju Reaksi 2)
LAJU REAKSI 2
I. TujuanPercobaan
a. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi
b. Menentukan besarnya energi aktivasi berdasarkan persamaan
Arrhenius
II. LandasanTeori
Suhu memengaruhi
laju reaksi, umumnya semakin tinggi suhu maka energi kinetik molekul meningkat
sehingga frekuensi tumbukan semakin tinggi sehingga laju reaksi meningkat. Suhu
akan mempengaruhi pusat – pusat aktif sehingga suhu berbeda maka energi
aktivasinya pun berbeda seperti pada gambar berikut.
Pada suhu semakin
meningkat, maka fraksi tumbukan antar molekul semakin efektif untuk
menghasilkan reaksi. Energi ativasi adalah ambang batas energi yang harus
dicapai afar suatu reaksi dapat terjadi. Penentuan energi aktivasi dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan Arrhenius.
K = A e –Ea/RT
dengan, k = konstanta laju reaksi
A
= faktor pra eksponensial
Ea
= energi aktivasi (kJ/mol)
R
= tetapan gas ideal (8,314 kJ/mol, 1,987 kal/mol)
T
= suhu mutlak (K)
Jika persamaan
ditulis dalam bentuk logaritma, maka akan didapat
Ln k = ln A -
Ea/R (1/T)
Dengan membuat kurva
ln k terhadap 1/T, maka nilai Ea/R akan dapat didapat sebagai gradien dari
kurva tersebut. Karena nilai R diketahui, maka nilai energi aktivasi dapat
ditentukan.
Bersarnya enerfi
akticasi juga dapat ditentukan dengan menggunakan nilai – nilai k pada suhu
yang berbeda. Persamaan yang digunakan adalah.
ln k1/k2 = Ea/R (1/T2-1/T1)
Untuk reaksi ion iod
dengan persulfat akan menghasilkan ion sulfat dan iod yang dengan kanji atau
amilum, menjadi berwarna biru atau coklat. Reaksinya
2I- + S2O82-
→ 2SO42- + I2
I2 +
amilum → biru atau coklat
Atau reaksi natrium
tio sulfat dengan larutan asam klorida akan menghasilkan belerang.
S2O32-
+ 2 HCl → H2O + 2Cl- + SO2 + S
III. Alat dan Bahan yang Digunakan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Gelas Kimia 250 mL
|
Larutan persulfat 0,04 M
|
2
|
Gelas kimia 600 mL
|
Larutan KI 0,1 M
|
3
|
Pipet volume 10 mL dan 5 mL
|
Larutan amilun 1 %
|
4
|
Stopwatch
|
es batu
|
5
|
Penangas
|
Larutan tiosulfat 0,001 M
|
6
|
Pengaduk magnit
|
|
7
|
Termometer
|
|
8
|
2 Tabung reaksi
|
IV. ProsedurKerja
V. KeselamatanKerja
1. Selama praktikum gunakan jas lab dan sepatu tertutup
2. Pastikan bahwa anda siap untuk melakukan praktikum dengan aman dan siap menggunakan alat yang tepat sesuai dengan penggunaannya
3. Jika bahan kimia tertumpah atau terkena kulit cepat bersihkan dan cuci tangan dengan bersih
4. Kembalikan alat kepada petugas atau teknisi yang bertugas
di lab tersebut.
VI.
Data PercobaandanPengolahan
Data
No
|
Suhu (T1)
|
Suhu (T2)
|
Suhu Campuran
|
Waktu (t)
|
T
|
1/T
|
1/t
|
ln(1/t)
|
1
|
5oC
|
5oC
|
5oC
|
30
|
278 K
|
0,0036
|
0,033
|
-3,40
|
2
|
10 oC
|
10 oC
|
10 oC
|
20
|
283 K
|
0,0035
|
0,050
|
-2,99
|
3
|
20 oC
|
20 oC
|
20 oC
|
17
|
293 K
|
0,0034
|
0,059
|
-2,83
|
4
|
30 oC
|
30 oC
|
30 oC
|
11
|
303 K
|
0,0033
|
0,091
|
-2,39
|
5
|
40 oC
|
40 oC
|
40 oC
|
9
|
313 K
|
0,0032
|
0,111
|
-2,19
|
6
|
50 oC
|
50 oC
|
50 oC
|
4
|
323 K
|
0,0031
|
0,250
|
-1,38
|
Grafik Hubungan
1/T vs ln (1/t)
y =
-3697.1x + 9.8554
y = mx + c
, gradien = m dan intercept = c
Gradien =
slope
Dimana…
· Perhitungan Energi Aktivasi
slope = –Ea/RT
gradien = –3697.1
Slope = –Ea/RT
Gradien = –Ea/RT
–3697.1 = –Ea / 8,314
Ea = 30.737,6894 kJ/mol
gradien = –3697.1
Slope = –Ea/RT
Gradien = –Ea/RT
–3697.1 = –Ea / 8,314
Ea = 30.737,6894 kJ/mol
·
Perhitungan harga k
Dan ln A
= intercept
maka ln A = 9.8554
ln k = ln A –Ea/RT
ln k = 9.8554 – 30.737,6894/(8,314 x 323)
ln k = –1,5907
k = e-1,5907
k = 0,20378
maka ln A = 9.8554
ln k = ln A –Ea/RT
ln k = 9.8554 – 30.737,6894/(8,314 x 323)
ln k = –1,5907
k = e-1,5907
k = 0,20378
Atau..
A = e9.8554
A = 19.061,0068
k = Ae-Ea/RT
k = 19.061,0068 e30.737,6894/(8,314 x 323)
k = 0,20378
A = 19.061,0068
k = Ae-Ea/RT
k = 19.061,0068 e30.737,6894/(8,314 x 323)
k = 0,20378
Reaksi :
Reduksi : S2O82-
+ 2e --> 2SO42-
Oksidasi : 2I- + amylum -->
I2.amylum + 2e
Reaksi
Total : Na2S2O8
+ 2KI + amylum --> I2.amylum + Na2SO4 + K2SO4
Reduksi : I2.amylum + 2e
--> 2I- + amylum
Oksidasi : 2S2O32-
--> S4O62- + 2e
Reaski
Total : I2.amylum +
2Na2S2O3 --> 2NaI + Na2S4O6
+ amylum
I2.amylum
+ I- --> I3-.amylum (I2 yang
larut dalam I- berlebih)
VII.
Pembahasan
1. Dalam
percobaan Laju reaksi 2 dilakukan dengan mencampur larutan S2O82-
dengan larutan KI, Tio, dan amilum.
2. Untuk
menentukan Ea terlebih dahulu membuat grafik ln K terhadap 1/T yng die peroleh
dari data percobaan.
3. Dari
pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu semakin cepat laju
reaksi. Hal ini disebabkan karena tumbukan antar molekul akan semakin cepat
maka energy aktivasi pada reaksi tersebut akan turun.
4. Dalam
reaksi larutan 1 dengan larutan 2 tidak langsung terbentuk I2 degan
cepat karena hasil oksidasi S2O82- dengan KI
menghasilkan I2 yang angsung bereaksi dengan tiosulfat.
5. I2 yang terbentuk larut dala I‑
berlebih dari KI sisa dan NaI yang dihasilkan dari reaksi I2 dengan
tiosulfat. I2.amylum
+ I- --> I3-.amylum
6. Pada percobaan suhu larutan 1 dengan larutan 2
diusahakan sama karena agar suhu pada saat bereaksi tidak akan berubah drastic.
Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan.
7. Pengadukan dilakukan dengan
magnet stirer agar pegadukan dilakukan dengan konstan dan cepat, sehingga
tercampur dengan sempurna dan mempercepat tumbukan antar molekul sehingga waktu
yang dibutuhkan saat reaksi lebih cepat sehingga mengurangi kesalahan
perhitungan.
VIII.
Kesimpulan
1. Nilai
Ea yang didapat adalah 30.737,6894 kJ/mol
2. Nilai k yag didapat sebesar 0,20378 s-1
3. Dari grafik
dapat disimpulkan bahwa reaksi tersebut mempunyai orde 1
IX.
Pustaka
Brady, James
E. 1999.
Kimia Universitas, Jilid 1,
edisikelima.BinarupaAksara. Jakarta.
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika
Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Respati. 1992. Dasar-Dasar
Ilmu Kimia Untuk Universitas. Rineka
Cipta. Yogyakarta.
Yahya, Utoro
dkk. 1982. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Laboratorium Kimia Fisika FMIPA.
UniversitasGadjahMada, Yogyakarta.
Komentar