Uji Koefisien Fenol
UJI KOEFISIEN
FENOL
Pada tahun 1817, Joseph
Lister menggunakan desinfektan yang mengandung persenyawaan fenol, yaitu
asam karbol untuk mendesinfeksi peralatan bedahnya. Sampai sekarang pun, fenol
digunakan sebagai larutan baku
penentu keampuhan desinfektan.
Keampuhan bahan antimicrobial sering kali
dibandingkan dengan fenol, fenol sering digunakan untuk mematikan
mikroorganisme. Koefisien fenol adalah cara mengukur keampuhan bahan anti
microbial di bandingkan fenol. Koefisien fenol kurang dari 1, berarti bahwa
bahan antimicrobial tersebut kurang efektif dibandingkan fenol. Sebaliknya
koefisien fenol lebih besar dari 1 menunjukan bahwa bahan ini lebih ampuh di
bandingkan fenol. Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran
tertinggi dari fenol yang mematikan mikroorganisme dalam 10 menit tetapi tidak
mematikanya dalam waktu 5 menit (misalkan pada pengenceran 1 : 90) terhadap
pengenceran tertinggi bahan antimicrobial yang mematikan mikroorganisme dalam
10 menit tetapi tidak mematikannya dalam waktu 5 menit (misalkan pada
pengenceran 1 : 350). Koefisien dari bahan antimicrobial tersebut adalah (1 :
90) : (1 : 350) = 3.89.
Mikroorganisme penguji yang dipakai dalam penguji
ini adalah Staphylococcus aures .
Bahan
yang diperlukan :
Biakan kaldu yang mengandung
Staphilococcus aureus (24 jam)
Fenol (asam karbolat)
Aquadestillata lisol (79% etil alcohol)
Pipet steril berukuran 5 mL dan 1 mL
Tabung TSB (Trypticase Soy Broth)
Cara
mengerjakan :
Hari
pertama
1.
Encerkan fenol dalam Aquadestillata
steril sehingga diperoleh pengenceran 1 : 80, 1 : 90, 1 : 100, dan 1 : 110.
Masukan
5 mL dari setiap pengenceran ini dalam tabung. Beri tanda pengenceran pada setiap tabung.
Inokulasi
setiap pengenceran dengan 0.5 mL kaldu biakan (24 jam) organisme penguji, yaitu
S. aureus.
2.
Encerkan bahan antimicrobial
(desinfektan lisol) dengan Aquadestillata steril sehingga diperoleh pengenceran
1 : 150; 1 : 200; 1 : 250; 1 : 300; 1 : 350; 1 : 400; 1 : 450; 1 : 500. masukan
5 mL dari setiap pengenceran kedalam tabung. Beri tanda pengenceran pada
tabung. Inokulasi setiap tabung pengenceran dengan 0.5 mL kaldu biakan S.aureus
berumur 24 jam. Inkubasikan pada suhu 200C
3.
dalam rentang waktu 5, 10, dan 15 menit
pindahkan 1 mata ose dari tabung pengencer ini ke kaldu TSB yang steril. Kocok
baik-baik tabung yang berisi biakan ini. Inkubasikan kaldi selama 24-48 jam
pada suhu 350C. pemindahan satu mata ose berlaku bagi tabung
pengenceran yang berisi fenol maupun desinfektan.
Hari
kedua dan ketiga :
1.
kocok tabung baik-baik .tentukan tabung
pengenceran yang menunjukan pertumbuhan (+) dan tabung pengenceran yang tidak
menunjukan pertumbuhan (-). Hasil disajikan dalam bentuk table.
2.
tentukan nilai koefisien fenol.
III.1. Uji
koefisien Fenol Metode Broth
Prinsip
: Membandingkan daya bunuh desinfektan dengan daya bunuh dari baku fenol terhadap bakteri uji yang sama
pada kondisi yang sama dalam masa kontak 5, 10, 15 menit.
a. Pereaksi khusus
Media dan pengencer :
Nutrien
Broth
Air steril
Bakteri uji
Salmonella typhy ATCC 6539
Bakteri uji
Salmonella typhy ATCC 6539
b. Peralatan khusus
1. Tabung reaksi berbibir ukuran 25 x 150 mm dan 20
x 150 mm
2. Sengkalit platina diameter 4 mm
3. Pencatat waktu
4. Rak tabung isi 40 tabung
c. Prosedur
Pembuatan media
Dibuat
media Nutrien Broth (NB) dengan komposisi per Liter terdiri dari :
Peptone
10 g
Beef Extract 5 g
NaCl 5 g
pH
akhir 6.8 dimasukan dalam tabung 20 x 150 mm, masing-masing 10 mL, sterilisasi
121o, 1 atm selama 15 menit.
Bakteri Uji
Bakteri Salmonella typhi ditanam pada media NA
miring, di inkubasikan pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Biakan dari
NA ini diinokulasikan pada media NB dan di inkubasikan pada suhu 37oC selama
24 jam . bakteri yang digunakan dalam pengujian adalah biakan NB
hasil peremajaan 4 kali dalam 4 hari berturut-turut, dan batas maksimal
peremajaan adalah 30 kali. Bakteri yang akan digunakan dikocok dan didiamkan
selama15 menit.
Larutan baku fenol 5 %
Dibuat larutan baku fenol 5 % b/v. kemudian
diencerkan dengan perbandingan 1:80, 1:90, 1:100 dalam tabung steril ukuran 25
x 150 mm. volume larutan ini 5 mL tiap tabung. Larutan baku fenol 5% yang
digunakan harus sudah dibakukan terlebih dahulu.
Larutan desinfektan
Dibuat larutan desinfektan didalam air steril,
besarnya pengenceran disesuaikan sedemikian rupa (sesuai etiket) sehingga
berada pada jarak daya bunuh terhadap bakteri uji selama masa kontak 5 sampai
15 menit. Sebagai contoh adalah 1:100, 1:150, 1:200, 1:250, 1:300, 1:350,
1:400. pengenceran dibuat dalam tabung reaksi steril ukuran 25 x 150 mm. volume
tiap pengenceran disinfektan yang diperlukan untuk pengujian ini 5 mL tiap
tabung.
Prosedur
Semua tabung pengenceran baku dan disinfektan
ditempatkan pada 1 deret rak tabung.
Dibelakang
tiap tabung pengenceran disediakan 3 tabung media Nutrient Broth. Sehingga
untuk 10 tabung pengenceran ( 3 tabung pengencer baku fenol dan 7 tabung
pengenceran disinfektan ) diperlukan 30 tabung media NB.
Semua
tabung pengenceran dan NB ( 40 tabung ) ditempatkan dalam tangas es suhu 20oC
dan suhu tersebut dipertahankan terus selama pengujian. Biakan bakteri uji
dikocok dan ditaruh dalam tangas es, dibiarkan selama 15 meit sebelum
digunakan.
Kedalam tiap tabung pengenceran dimasukan 0,5 mL
suspensi bakteri uji dengan menggunakan pipet ukur steril. Pada saat pertama
kali dimasukan suspensi bakteri uji pada tabung pertam, waktu dicatat sebagai
nol menit. Kemudian dilanjutkan dengan inokulasi suspensi bakteri kedalam
tabung pengenceran kedua dengan interval waktu 30 detik dari inokulasi pertama.
Demikian juga tabung-tabung pengenceran ketiga sampai dengan kesepuluh.
Kesepuluh
tabung pengenceran dapat diselesaikan dalam waktu 4,5 menit.
Pada
saat memasukan suspensi bakteri uji kedalam tabung, pipet diturunkan hingga
mendekati permukaan cairan dan tidak sampai menyentuh dinding tabung. Lima menit
setelah pengisian suspensi bakteri uji kedalam tabung, dilanjutkan dengan
inokulasi satu sengkelit dari masing-masing pengenceran kedalam tabung NB deret
pertama, dengan interval waktu 30 detik untuk setiap pengenceran.
Ketika akan mengambil cairan yang akan
diinokulasikan, dikocok dahulu dan tabung dipegang dalam posisi miring bersudut
kurang lebih 60o . setiap kali melakukan pemindahan/inokulasi,
sengkelit harus dibakar terlebih dahulu sampai pijar dan mulut tabung juga
dibakar. Sepuluh menit setelah pengisian bakteri uji pada tabung pengenceran
pertama, dilakukan inokulasi secara berturut-turut kedalam tabung-tabung media
NB ke-11 sampai ke-20. lima belas menit setelah pengisian bakteri uji pada
tabung pertama, dilakukan inokulasi berturut-turut kedalam tabung NB ke-21
sampai ke-30. semua tabung media yang telah diinokulasi bakteri uji,
diinokulasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Kemudian diamati ada atau
tidaknya pertumbuhan bakteri pada setiap tabung. Hari ketiga inkubasi,
dilakukan uji kemurnian bakteri yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi bakteri uji.
Perhitungan
Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor
pengenceran tertinggi disinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi baku
fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit
tetapi tidak membunuh pada jangka waktu 5 menit.
Koefisien
Fenol =
|
Pengenceran
tertinggi zat kimia uji yang mematikan dalam waktu 10 menit tetapi tidak
mematikan dalam waktu 5 menit
|
Pengenceran
tertinggi larutan fenol yang mematikan dalam waktu 10 menit tetapi tidak
mematikan dalam 5 menit
|
Pengamatan hasil
a.
jika koefisien fenol yang diperolah
dikalikan dengan faktor 20 menghasilkan angka yang lebih kecil dari angka
pengenceran yang tertera pada etiket, maka pengenceran disinspektan tidak
memenuhi syarat.
b.
Pada koefisien yang diperoleh dikalikan
dengan faktor 20 menghasilkan angka yang sesuai dengan angka pengenceran yang
tertera pada etiket, maka pengenceran disinspektan tidak memenuhi syarat.
III.2. UJI
KOEFISIEN FENOL METODE LEMPENG.
(SNI 06-1872-1990)
Prinsip : mengukur daya pemusnah hama/ disinsfektan
pemusnah hama dari contoh terhadap
pemusnah hama dari fenol
a.
Pereaksi khusus
Media
dan Pereaksi
- Nutrien
Agar (NA)
- Baku
Fenol
Bakteri
uji
- Biakan
murni Salmonella typhi
b.
Peralatan khusus
- Tabung
kimia
- Cawan
Petri
- Jarum
ose/ dawai platina
- Inkubator
c.
Prosedur
1.
Buat pengenceran dari 5 % contoh dari 1
: 300; 1 : 325 ; 1:350; 1 : 375 ; 1 : 400, masing 5 ml, pengenceran dengan air
suling
2.
Buat pengenceran dari 5 % setandar
menjadi 1 : 90 ; 1 : 100 masing-masing 5 ml.
3.
Tabung-tabung yang berisi contoh, fenol
dan biakan Salmonella typhi ( test
culture) ditempatkan dalam inkubator pada suhu 35 sampai 37O C
selama 24 jam.
4.
Tiap 30 detik ke dalam masing-masing
tabung ditambahkan ½ ml. “test culture”.
5.
Kocok kuat-kuat supaya bakteri menyebar
6.
Sesudah 5 menit dengan jarum ose
kemudian inokulasikan pada Nutrien Agar dalam Cawan petri.
7.
Selanjutnya 5 menit kemudian diambil
lagi dan inokulsikan pada NA (untuk
pengamatan 10 menit), 5 menit setelah itu pengamatan diambil lagi untuk
pengamatan 15 menit.
8.
Inkubasi cawan Petri dalam incubator 37OC
selama 84 jam dan amati hasil pertumbuhan bakteri pada 5 menit, 10 menit, 15
menit.
9.
Hitung koefisien fenol
III.3. Daya
Germisida Atau Aktivitas Disinfektan
Dilihat
cara aktivitasnya, disinfektan ada 3 golongan yaitu :
a.
Disinfektan tingkat tinggi adalah yang
efektif terhadap bakteri vegetatif dan spora. Disinfektan ini digunakan untuk
mendisinfeksi alat-alat kritis yang tidak cocok jika steril dengan cara
pemanasan misalnya alat-alat plastic. Yang termasuk kedalam golongan ini adalah
adalah Formaldehid 8% dalam alcohol, Glutaraldehid yang efektif terhadap
bakteri vegetatif 2% dalam air alkali dan gas etilenoksida
b.
Disinfeksi tingkat menengah adalah yang
efektif terhadap bakteri vegetatif. Disinfektan ini digunakan untuk
mendisinfeksi alat-alat semi kritis endoskopik, tabung aspirator, thermometer,
alat-alat terkontaminasi seperti bekas urine, kotoran, pembedahan, dll. Bahan disinfektan
untuk ini bisa digunakan derivate fenol, hipokliorid dan Formaldehid.
c.
Disinfektan tingkat rendah adalah yang
efektif terhadap bakteri vegetatif. Disinfektan ini digunakan untuk
mendisinfeksi alat-alat non kritis dan semi kritis seperti permukaan alat
pengangkut, dinding, kamar mandi. Yang termasuk golongan ini adalah iodopors,
Benzalkonium klorida, cetrimida, kloroheksan, dll
DAYA KERJA DESINFEKTAN
Bahan yang diperlukan:
Biakan :
Staphylococcus aureus
Salmonella typhimurium
Media :
Agar dalam tabung
Desinektan :
I – Fenol 5%
II – Lisol
III – Axi
IV – Hipoklorit 5,25%
V – Alkohol 70%
Cakram Kertas
Cara mengerjakan:
1. Ambil 2 tabung agar yang telah dicairkan.
2. Inokulasi masing-masing tabung dengan biakan yang
disediakan
3. Tulis nama desinfektan dan nama bakteri pada cawan
petri.
4. Kocoklah tabung di antara dua telapak tangan,
kemudian tuang ke cawan petri. Biarkan agar membeku (10-15 menit).
5. Ambil cakram kertas dengan pinset, kemudian
celupkan dalam larutan desinfektan yang disediakan. Letakan cakram kertas pada
permukaan lempengan agar. Perhatikan bahwa jarak antara cakram kertas harus
cukup jauh.
6.eramkan dalam lemari pengeram (370C) selama 48 jam.
7.Ukurlah luas daerah jernih. Pengukuran dilakukan
dari dasar cawan petri
8. Bandingkan daya kerjaberbagai desinfektan
terhadapkedua bakteri.
Desinfektan
|
S. aureus
|
S. typhimurium
|
Desinfektan I
|
||
Desinfektan II
|
||
Desinfektan III
|
||
Desinfektan IV
|
||
Desinfektan V
|
KOEFISIEN FENOL
Bahan yang diperlukan:
Biakan kaldu yang mengandung Staphylococcus aureus (24
jam)
Fenol (Asam karbolat)
Aquadestillata steril
Desinfektan lisol (79% etil alcohol)
Pipet steril berukurn 5 ml dan 1 ml
Tabubg TSB (Trypticase Soy Broth)
Cara mengerjakan:
1. Encerkan fenol dalam aqudestillata steril
sehingga diperoleh pengenceran 1: 80, 1: 90,
1: 100, 1 : 110.
Masukan 5 ml dari setiap pengenceran ini dalam tabung. Beri
tanda penegenceranpada setiap tabung.
Inokulasi setiap penenceran dengan 0,5 ml kaldu biakan (24 jam)
organisme penguji yaitu S. aureus.
2. Encerkan bahan
antimikrobial (desinfektan lisol) dengan aquadestillata) steril sehingga
diperoleh pengenceran 1 : 100, 1 : 150, 1: 200, 1: 250, 1 : 300, 1 : 350, 1:
400, 1 : 450, 1 : 500. masukan 5 ml dari setiap pengenceran ke dalam tabung.
Beri tanda pengenceran pada tabung.
Inokulasi setiap tabung pengenceran denan 0,5 ml kaldu biakan S.
aureus berumur 24 jam.Inkubasikan pada suhu 200C.
3. dalam rentang waktu 5, 10
dan15 menit pindahkan satu mata ose dari tabung pengencer ini ke kaldu TSB yang
steril. Kocok baik-baik tabung yang berisi biakan ini. Inkubasikan kaldu selama
24 – 48 jam pada suhu 350C.
Pemindahan satumata ose berlaku bagi tabung pengenceran yang
berisi fenol maupun desinfektan.
Hari Kedua dan hari Ketiga
1. Kocok tabung baik-baik
Tentukan tabung pengenceran yang menunjukkan pertumbuhan (+) dan tabungpengenceranyang tidakmenunjukkan
pertumbuhan (-). Hasil disajikan dalam bentuktabel.
2. Tentukan nilai koefisien
fenol.
Hari pertama
Bahan kimia
|
Fenol
|
Pengenceran
|
1:80 1:90 1:100 1:110
|
Bahan kimia
|
Desinfektan yang diuji
|
Pengenceran
|
1:100 1:500
|
Hari Kedua
Bahan Kimia
|
Fenol
|
Pengenceran
|
1:80
1:90 1:100 1:110
|
Bahan Kimia
|
Desinfektan yang diuji
|
Pengenceran
|
1:100
1:500
|
ANTIOGRAM –
METODE KIRBY – BAUER
Bahan yang
diperlukan:
Biakan:
Escherichia coll
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa
Media:
Lempengan Mueller-Hintomn agar
Cara
mengerjakan:
Hari pertama
1. Tandai
satulempengan agar dengan nama, tanggal dan mikroorganisme yang akan diuji.
2. Celupkan
tangkai kapas (cotton swab) dalambiakan mikroorganisme, kemudian putar bagian
kapas ke sisi tabung agar cairan tidak menetas dari bagian kapas tersebut.
3. Sebar
mkroorganisme pada seluruh permukaan lempengan agar. Untukmendapatkan
pertumbuan yang merata, gores secaramendatar, kemudian putar lempengan 900
danbuat goresan kedua, putarlempengan 450 dan buat gorean ketiga.
4.Biarkan
lempengan mongering selama 5 menit, kemudian tempatkan cakram kertas yang
berisi antibiotik padapermukaan lempengan.
5. Gunakan
5-6 macam antibiotik untuk mengetahui kepekaan mikroorganisme terhadap
antibiotik. Jarak abtara cakram kertas harus cukup luas, sehingga wilayah jernih tidak beerhimpitan.
6. Cakram
kertas ditekan dengan menggunakan pinset pada permukaan lempengan, sehingga
terdapat kontak yang baik anatar cakram dan lempengan agar. Cakram tidak perlu
ditekan kuat-kuat sehingga melukai permukaan agar.
7. Inkubasi
lempengan pada suhu 350C
selama 24 jam.
Hari Kedua
Ukur luas
wilayah jernih untuk setiap antibiotik yang diuji. Bandingkan dengan table
Laporkan
hasil pengujian!
Untuk setiap
antibiotik tentukan keampuhnnya.
Antibiotik
|
Mikroorganisme
yang diuji
|
Diameterwilayah
jernih
|
Kesimpulan
pengujian
|
Penicillin
|
S.
aureus
E.
Coli
P.
aeruginosa
|
||
Stepromycin
|
S.
aureus
E.
Coli
P.
aeruginosa
|
||
Gentamycin
|
S.
aureus
E.
Coli
P.
aeruginosa
|
||
Tetracyclin
|
S.
aureus
E.
Coli
P.
aeruginosa
|
||
Chloramphenycol
|
S.
aureus
E.
Coli
P.
aeruginosa
|
DAYA OLIGODINAMIK
Bahan yang
diperlukan:
Biakan:
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
Media: agar
tuang dalam tabung (20 ml)
Mata uang
perunggu, tembaga, dan perak
Cara
mengerjakan:
1. Cairkan 6 tabung agar tuang.
2. Sediakan mata uang yang telah
disterilkan dan mengandung tembaga, perunggu dan perak.
3. Inoklasi asing-masing tabung dengan
biakan yang telah disediakan.
4. Tuangkan setengah isi tabung ke dalam
cawan petri.
Biarkan agar lempengan mengeras.
Tandai agar lempengan dengan nama biakan
dan jenis mata uang yang dugunakan.
5.
Tempatkan mata uang dengan menggunakan pinset di bagian tengah agar lempengan.
6.
Tuangkan sisi isi tabung ke dalam cawan petri dengan hati-hati, agar letak mata
uang tidak bergeser.
7.
Masukan dalam lemari pengeram 370C selama 48 jam.
8.
Bandingkan daerah jenih sekitar mata uang dan laporkan hasilnya.
Mikroorganisme
|
Mata Uang
![]()
Tembaga Perunggu Perak
|
E. coli
|
|
S. aureus
|
Langkah-langkah
dalam proseur laboratories untuk menetapkan kerentanan suatu bakteri terhadap
antibiotik (A) sebuah koloni bakteri “dicutik” dari cawan petri dengan jarum
pindah dan (B) koloni tersebut disuspensikan di dalam beberapa milliliter kaldu
steril. (C) Sebatang pengulas terbungkus kapas dicelupkan ke dalam suspensi
bakteri tadi dan digunakan untuk menginokulasi permukaan medium agar dalam
cawan petri. (D) Sebuah alat mekanis digunakan untuk menaruh piringan-piringan
kertas kecil, masing-masing telah diserapi dengan antibiotik yang berbeda-beda,
pada permukaan cawan yang telah diinokulasi tadi. (E) setelah inkubasi, biakan
cawan petri itu diperiksa untuk melihat
ada tidaknya zone penghambatan disekitar piringan-piringan antibiotik
tersebut. Bila uji ini dilakukan di bawah keadaan yang betul-betul terkendali,
akan terlihat adanya hubungan antara
ukuran zone penghambatan (area
jernih) dan kerentanan bakteri yang
bersangkutan terhadap antibiotik yang mengakibatkan terbentuknya zone tersebut.
(atas kebaikan Lilly Research Laboratories, Division of Eli Lilly and Company)
Komentar