Penentuan Kadar Al2O3 Metode Kompleksometri
I.
Judul Praktikum : Penentuan
Kadar Al2O3 Metode Kompleksometri
II.
Tanggal Praktikum : Jum’at, 15
November 2013
III.
Tanggal Laporan : Jum’at, 22
November 2013
IV.
Identitas Sample
1. Nama Sample : Zeolit
2. Bentuk Sample : Padat
3. Warna Sample : Abu Abu
V.
Tujuan Praktikum :
Dapat menentukan % Al2O3 Metode Kompleksometri
Dalam Sample Mineral
VI.
Prinsip Percobaan :
Fe3+
dalam sample diendapkan dalam suasana basa kua, lalu dipisahkan agar tidak
bereaksi dengan EDTA. Al3+ dalam larutan direaksikan dengan EDTA
berlebih, kelebihan EDTA dititrasi dengan ZnSO4 standar dalam
suasana basa dengan indicator EBT hingga TA. Pada saat TE mek Al = mek EDTA –
mek ZnSO4 , sehingga % Al2O3 dapat dihitung
VII.
Dasar Teori :
EDTA adalah
etylen diamin tetra acetic acid yang digunakan sebagai zat baku primer. EDTA
memiliki 6 pasangan electron bebas sehingga akan bereaksi dengan ion logam 1:1
. Kompleksometri didasarkan pada larutan standar EDTA. EDTA dalam bentuk asam
(H4Y) yang sukar larut dalam airmaka garam yang digunakan untuk
titrasi kompleksometri adalah dinatrium EDTA (Na2H2Y).
Penggunaan
Indikator :
1. Perubahan warna dari
bentuk kompleks ion logam kedalam indicator bebas harus jelas
2. Reaksi warna selktif dan
spesifik
3. Kompleks ion logam dengan
indicator harus kurang stabil dari kompleks dengan EDTA agar TA dapat diamati.
Indikator pada Kompleksometri :
1. Eriochrom Black T (EBT)
2. Murexide
3. Xylenol Orange
Zat Baku Primer yang dapat digunakan :
1. ZnSO4 .7H2O
2. MgSO4 .7H2O
3. MnSO4 .2H2O
Zeolit adalah mineral dari alumina
silikat yang terstuktur 3 dimensi yang berbentuk tetrahedron (sp3).
Kandungan Zeolit :
SiO2
|
66,49 %
|
Al2O3
|
13,44 %
|
Fe2O3
|
1,75 %
|
K2O
|
1,18 %
|
TiO2
|
1,40 %
|
MgO
|
1,67 %
|
CaO
|
2, 07 %
|
Na2O
|
0,87 %
|
VIII.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
i.
Buret 50 ml
ii.
Pipet ukur 10 ml
iii.
Pipet seukuran 25 ml
iv.
Erlenmeyer 250 ml
v.
Hot plate
vi.
Klem dan statif
vii.
Corong pendek
viii.
Gelas kimia 100 ml
ix.
Labu ukur 250 ml
2. Bahan :
i.
Filtrat SiO2
ii.
HCl pekat
iii.
ZnSO4 0,0125 N
iv.
KOH
v.
EDTA standar 0,02N
vi.
EBT
vii.
NH4OH 1:2
viii.
phenolphtalein
ix.
HNO3 pekat
IX.
Langkah Kerja :
1. Timbang 0,5 gram - 1 gram
sample zeolite yang telah dikeringkan pada suhu 105oC - 110oC
masukan kedalam gelas kimia 250 ml
2. Tambahkan 15 ml HCl(p) , 5
ml HNO3(p) dan H2SO4 1:1
3. Panaskan diatas hot plat
hingga sample zeolit larut dan asap putih keluar
4. Panaskan sampai kering dan
dinginkan
5. Tambahkan 10 ml HCl(p),
panaskan hingga garam garamnya larut encerkan hingga 100 ml dan didihkan hingga
garam garamnya terlarut sempurna
6. Saring dengan kertas
saring no 40 untuk memisahkan SiO2 . tanda bataskan filtrat dalam
labu ukur 250 ml
7. Pipet 10 ml filtrat,
masukan kedalam Erlenmeyer 250 ml
8. Tambahkan 3 butir KOH,
panaskan hingga Fe3+ mengendap sempurna
9. Saring endapan dengan
kertas saaring No.40 cuci dengan Aqua DM panas, tamping filtrate. Tambahkan 15
ml EDTA standar 0,02N
10. Netralkan dengan NH4OH/HCl
terhadap indicator phenolphthalein, tambahkan 3 tetes NH4OH 1:2
11. Tambahkan 0,1 gram EBT
12. Titrasi dengan larutan
ZnSO4 standar 0,001278N hingga TA (ungu)
13. Hitung % Al2O3
X.
Data Pengamatan :
Data
Penimbangan Zeolit :
Massa Alat + Zat
|
1,1540 gram
|
Massa Alat
|
0,4031 gram
|
Massa Zat
|
0,7509 gram
|
Tabel Titrasi :
Titrasi
|
1
|
2
|
Skala Akhir
|
21,38 ml
|
21,38 ml
|
Skala Awal
|
0,00 ml
|
0,00 ml
|
Volume
|
21,38 ml
|
21,38 ml
|
Warna Titik Akhir
|
Ungu
|
Ungu
|
Persamaan Reaksi :
FeCl3 + 3KOH --> Fe(OH)3
+ 3KCl
AlCl3 + 4KOH --> KAlO2
+ 2H2O + KCl3
KAlO2 + H2Y2-
<---> AlY2- + H2O + KOH
Al3+ + HIn2-
<---> AlIn2- + H+
Alln- + H2Y2-
<---> AlY2- + HIn2- + H+
H2Y2- + Zn2+
<---> ZnY2- + 2H+
Zn2+ + HIn2-
<---> ZnIn- + H+
Perhitungan :
Mek Al = (mek EDTA) - (mek ZnSO4)
=
(15 ml x 0,0198N) - (21,38 ml x 0,01278N)
=
0,0238 mek
Massa Al = mek Al x BE Al x Pengenceran
=
0,0238 x 27 x 25
=
16,065 0 mg = 0,0161 gram
% Al =
massa Al/massa sample x 100%
=
0,0161/0,7509 x 100%
=
2,14 %
%Al2O3 = Mr Al2O3/2Ar Al x %Al
=
102/54 x 2,14%
=
4,04 %
XI.
Pembahasan :
1. Penambahan KOH berlebih
bertujuan agar Fe mengendap menjadi Fe(OH)3 da Al akan larut kembali
membentuk (aluminat) KAlO2 + 2H2O yang larut karena sifat
Al(OH)3 yang amfoter sehingga saat ditambah basa alkali akan larut
kembali.
2. Pemanasan bertujuan agar
proses pengendapan cepat dan dihasilkan patikel koloid Fe(OH)3 yang
besar besar.
3. Fe(OH)3 dicuci
dengan air panas, karena aqua DM panas akan membuat endapan menjadi besar
karena luas permukaan endapan besar sehingga pengotor pun akan hilang.
4. Penambahan NH4OH
untuk mengatur pH agar pH 10 karena kompleks Zn-EBT berlangsung pada pH 10
5. Kertas saring yang
digunakan adalah kertas saring nomer 40 karena bentuk endapannya koloid
XII.
Kesimpulan :
Dari hasil
praktikum Penentuan Kadar Al2O3 diperoleh kadar Al2O3
sebesar 4,04 %
XIII.
Daftar Pustaka :
Komentar