Penentuan Kadar Karbohidrat Metode Luff Schorl


         i.            Judul Praktikum                               : PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT METODE LUFF                                                                      SCHORL
       ii.            Tanggal Praktikum                          : Jum’at , 9 Mei 2014
      iii.            Tanggal Laporan                              : Jum’at , 16 Mei 2014
     iv.            Identitas Sample            
1.       Nama Samle              : Tahu Putih
2.       Bentuk Sample          : Padat
3.       Warna Sample          : Putih
       v.            Tujuan Praktikum                            :
Dapat menentukan kadar karbohidrat metode luff schoel
     vi.            Prinsip Percobaan                           :
  a. Sebelum Inversi :
Gugus aldehid dari gula sederhana dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat menghilang).
                                   O
       Pada TE mek C – H  = mek Cu2+total  - Cu2+sisa
               
 b. InversiLemah :
Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 70oC untuk menghidrolisis disakarida menjadi gula sederhana. Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat menghilang).
                                   O
       Pada TE mek C – H  = mek Cu2+total  - Cu2+sisa

c. Inversi Kuat :
Sejumlah tertentu sampel, diinversi dalam suasana asam dan pada suhu 100oC untuk menghidrolisis disakarida dan polisakarida menjadi gula sederhana. Gugus aldehid dari gula sederhana tersebut dioksidasi oleh Cu2+ berlebih pada suasana basa menjadi senyawa karboksilat. Kemudian kelebihan Cu2+ direaksikan dengan KI pada suasana asam, I2 yang terbentuk dititrasi oleh larutan Na2S2O3 standar dengan indikator amylum hingga TA (warna biru tepat menghilang).
                                   O
       Pada TE mek C – H  = mek Cu2+total  - Cu2+sisa
    vii.            Dasar Teori                                         :

v          Karbohidrat dapat ditemukan terutama dalam tumbuhan sebagai sumber bahan makanan.
v  Pada tumbuhan, karbohidrat  dibentuk oleh proses fotosintesis, reaksi dari CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
v  Karbohidrat memberikan kontribusi terhadap karakter makanan yaitu, rasa warna, dan tekstur
v  Banyak jenis karbohidrat menghasilkan serat (serat makanan) yang memiliki fungsi yang baik dalam pencernaan.
Klasifikasi karbohidrat    :
1.       Monosakarida
2.       Disakarida
3.       Oligosakarida
4.       Polisakarida
Analisis kuantitatif karbohidrat berdasarkan kemampuan gugus aldehida atau keton dari unit monosakarida yang akan dioksidasi oleh oksidator lemah seperti Cu 2+ dalam larutan basa.
Menurut
prinsip ini, ada 2 metode untuk penentuan karbohidrat:
                -  Metoda Luff Schoorl
-  Metoda Muller
        Metode Luff Schorl
·         Sebelum Inversi
Untuk Monosakarida
·         Inversi Lemah
Untuk Disakarida
·         Inversi Kuat
Untuk Polisakarida
  viii.            Alat Dan Bahan                                 :
Alat :
1.       Neraca analitik
2.       Botol timbang
3.       Labu ukur 250 mL
4.       Pipet seukuran 10, 25 mL
5.       Erlenmeyer 250 mL
6.       Labu iod 250 mL
7.       Gelas kimia 100, 400 mL
8.       Buret coklat
9.       Klem
10.   Statif
11.   Botol semprot
12.   Alat refluks
13.   Kassa
14.   Kaki tiga
15.   Selang
16.   Adaptor
17.   Penangas air
                                Bahan :
1.      Sampel bahan makanan
2.      Pereaksi Luff Schoorl
3.      H2SO4 4N
4.      Na2S2O3 + 0,1N
5.      Amylum 0,5 %
6.      HCl 25%
7.      NaOH 20%
8.      KI
     ix.            Langkah Kerja                                    :
a. Sebelum Inversi
1.                   Timbang 1-2 g sampel, lalu larutkan dalam labu ukur 250 mL.
2.                   Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 3 butir batu didih.
3.                   Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan selama 10 menit dengan sistem refluks, lalu dinginkan.
4.                   Tambahkan 25 mL H2SO4 4N dan 1g KI.
5.                   Titrasi dengan Na2S2O3 standar + 0,1N terhadap indikator amylum.
6.                   Lakukan blanko terhdap pereaksi Luff Schoorl.
7.                   Hitung % gula pereduksi.

b. Inversi Lemah
1.       Timbang 1-2 g sampel, lalu tambahkan 50 mL air dan 10 mL HCl 25%, kemudian panaskan di atas penangas air  (70˚C) selama 1 jam.
2.       Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 20% terhadap indikator ppt.
3.       Encerkan larutan hasil inversi ke dalam labu ukur 250 mL.
4.       Pipet 25 mL larutan sampel masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 3 butir batu didih.
5.       Tambahkan 25 mL pereaksi Luff Schoorl, panaskan selama 10 menit dengan sistem refluks, laludinginkan.

       x.            Data Pengamatan                            :








     xi.            Pembahasan                                      :
1.       Sample harus di destruksi terlebih dahulu agar amina didalam protein lepas karena teroksidasi oleh H2SO4 pekat membentuk NH4+ , karena jumlah amina yang teroksidasi akan sebanding dengan jumlah ammonium yang terbentuk. Dan dilakukan dalam ruang asam karena akan membentuk gas SO2 yang beracun.
2.       Pada saat logam Zn telah ditambahkan , labu kjeldahl berasah harus segera dipasang karena ditakutkan NH3 akan menguap dan anlisa tidak akan kuantitatif
3.       Pada saat destilasi tekanan tekanan larutan harus terkontrol karena jika tidak terkontrol tekanan uap air akan naik keatas dan yang akan masuk kedalam HCl standar adalah uap air bukan NH3, sehingga tekan uap air haru redah dengan cara mengatur pemanasannya.
4.       Larutan harus bebas basa dikarenakan jika bebas basa NH3 sudah bereaksi dengan HCl.
    xii.            Kesimpulan                                        :
Dari hasil praktikum diperoleh kadar protein dalam tahu putih sebesar 64,22%
  xiii.            Daftar Pustaka                                  :





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gravimetri dan Contoh Soal

Penentuan Kadar Fe Total Metode Dikromatometri

Laporan Praktikum Kesetimbangan Kimia