Penentuan Asiditas
PENETAPAN ASIDITAS
DISUSUN OLEH RESA GUSMAN
i. Judul Praktikum : Penentuan kadar LOI
ii. Tanggal Praktikum : Jum’at , 30 Agustus 2013
iii. Tanggal Laporan : Jum’at , 6 September 2013
iv. Identitas Sample :
1. Jenis Sample : Air Tanah
2. Lokasi Sample : Air Sumur Kampung Cijambe , Ujung Berung
3. Teknik Sampling : Grab Sampling (Kasar)
4. Volume Sample : 5 Liter
v. Tujuan Praktikum :
Dapat menentukan konsentrasi CO2 dalam sample
Dapat menentuksn konsentrasi HCO3- dalam sample
Dapat menentuksn konsentrasi H+ dalam sample
vi. Prinsip Percobaan :
CO2, asam mineral dan asam humus dalam sampel air dititrasi oleh larutan NaOH standar dengan indikator phenolpthalein dari tidak berwarna menjadi ros pucat, kemudian tambahkan indikator metil jingga dan titrasi kembali dengan larutan HCl standar sampai larutan berwarna jingga merah.
vii. DasarTeori :
Asiditas adalah Merupakan jumlah basa yang diperlukan untuk menetralisir asam di dalam air (tanpa menaikkan pH air).
Dipengaruhi Oleh:
a. CO2 terlarut
Udara dan penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme
b. Asam Mineral
Industri pengolahan logam/ pembuatan bahan kimia
Secara alami ada dalam air alam
c. Asam Humus
Dihasilkan oleh tumbuhan air yang melepaskan senyawa asam dan warna (umumnya air rawa dan danau)
Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4- , CO2 , H2S , asam asm lemak dan ion ion logam asam seperti Fe3+ .
Asiditas lebih sukar ditentukan karena 2 kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S, H2S merupakan volatile yang segera hilang dalam sample
Asiditas dan alkalinaitas dipengaruhi pH :
• Sebagai H+ pH <4 lang="IN" span=""> 4>
• Sebagai CO2 pH 4,5 – 8,3
• Sebagai HCO3- pH 4,5 – 8,3
• Sebagai CO32- pH >8,
• Sebagai OH- pH >10,5
viii. Alat Dan Bahan :
Alat :
a. Corong Pendek
b. Pipet Tetes
c. Kertas Isap
d. Gelas Kimia 100 mL
e. Botol Semprot
f. Kaca Arloji
g. Gelas ukur 100 mL
h. Buret 50 mL
i. Klem
j. Statif
k. Labu Erlenmeyer 250 ml
Bahan :
a. Sampel air
b. Indikator phenolphtalein
c. Indikator metil jingga
d. Larutan standar NaOH + 0,1 N
e. Larutan standar HCl + 0,1 N
ix. Langkah Kerja :
1. Ambil 100 mL sampel air, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 5 tetes indikator phenolphtalein
3. Titrasi dengan larutan standar NaOH + 0,1 N sampai berwarna rose, catat volume pemakaian NaOH, misalnya p mL.
4. Lalu tambahkan 5 tetes indikator metil jingga.
5. Titrasi kembali dengan larutan standar HCl + 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi jingga merah. Catat volume pemakaian HCl, misalnya q mL.
6. Hitung ppm H+/CO2/HCO3-.
7. Lakukan pengerjaan 1-6 secara duplo.
x. Data Pengamatan :
A. Tabel volume HCl dan NaOH
ttrasi
|
1
|
2
| ||
NaOH
|
HCl
|
NaOH
|
HCl
| |
Skala Akhir
|
0,20 ml
|
1,82 ml
|
0,20 ml
|
1,80 ml
|
Skala awal
|
0,00 ml
|
0,00 ml
|
0,00 ml
|
0,00 ml
|
Volume
|
0,20 ml
|
1,82 ml
|
0,20 ml
|
1,80 ml
|
Warna
|
Rose Pucat
|
Jingga Merah
|
Rose Pucat
|
Jingga Merah
|
B. Persamaan Reaksi
Reaksi yang terjadi :
CO2(g) + OH-(aq) HCO3-(aq)
HCO3-(aq) + H+(aq) CO2(g) + H2O(l)
Perhitungan :
CO2 (mg/L) = 1000/100 x p x NNaOH x BE CO2
= 10 x 0,2ml x 0,0925N x 44
= 8,14 ppm
HCO3- (mg/L) = 1000/100 x [(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x BE HCO3-
= 10 x [(1,82ml x 0,1003N) –(0,20ml x 0,025N)] x 61
= 100,7 ppm
xi. Pembahasan :
1. pH asiditas H+ < 4,5
pH asiditas CO2 4,5 – 8,3
pH alkalinitas HCO3- 4,5 – 8,3
2. ppm minimal asiditas adalah 90 ppm – 150 ppm dan ppm yang didapat 100,7 ppm sehingga air layak digunakan dan diminum
xii. Kesimpulan :
Dari hasil praktikum didapat ppm asiditas sebesar 100,7 ppm dan air termasuk layak diminum
xiii. Daftar Pustaka :
Komentar