Sintesis Biodiesel dengan Katalis Enzim Lipase dan Nano Material (nano CaCO3)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Selama ini masyarakat hanya terpaku bahwa jerami hanya
dimanaatkan sebagai pakan ternak, padahal masih terbuka lebar untuk pemanaatan
lainnya. Jerami yang selama ini menjadi limbah sebenarnya dapat mencemari
kualitas air. Salah satunya yaitu banyaknya mikroba yang terjadi pada
pencemaran air limbah jerami. Hal ini bisa dilihat dengan cara uji tetes
gantung dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 400x. Selain itu didalam
jerami terdapat beberapa kandungan yang bisa dimanaatkan seperti karbohidrat,
protein, lemak, serat, posfor, kalsium, lignin dan abu. Karena didalam jerami
mengandung lemak oleh sebab itu bisa dimanfaatkan sebagai biofuel. Biofuel yang
bisa dibuat adalah bioetanol dan biodiesel. Sehingga petani bisa diuntungkan
dengan menjualnya limbah jerami tersebut ke salah satu instansi pembuatan
biodiesel.
Biodiesel adalah salah satu energy alternative
pengganti solar. Biodiesel merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan dan
salah satu bahan bakar yang dapat diperbaharui. Untuk meningkatkan kualitas
biodiesel serta rendemen yang dihasilkan banyak akan digunakannya suatu katalis
nano material. Katalis yang digunakan adalah katalis basa yaitu nano CaCO3.
Nano CaCO3 dibuat dengan proses mekanik agar didapat partikel yang
sangat kecil sehinnga luas permukaannya pun kecil. Karena luas permukaannya
kecil maka lau pembentukan biodiselnya akan cepat.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana cara memanfaatkan jerami agar tidak menjadi
limbah?
2. Bagaimana cara pembuatan biodiesel dari limbah jerami
dengan katalis enzim lipase dan nano CaCO3?
3. Bagaimana efisiensi yang dihasilkan jika digunakannya
katalis enzim lipase dan nano CaCO3?
1.3
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan dapat
ditarik kesmpulan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat memanfaatkan jerami agar tidak menjadi limbah.
2. Dapat membuat biodiesel dari limbah jerami dengan
katalis enzim lipase dan nano CaCO3.
3. Dapat meefisiensikan hasil yang diperoleh.
1.4
Sistematika Penulisan
Guna memahami lebih jelas laporan penelitian ini
dilakukan dengan cara mengelompokan meteri menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika sebagai berikut.
·
BAB
I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penelitian.
·
BAB
II : Landasan Teori
Bab ini berisikan teori yang diambil dari beberapa
kutipan buku yaitu berupa pengertian. Bab ini juga menjelaskan tentang jerami,
biodiesel, dan juga ekstraksi.
·
BAB
III : Metodelogi Analisis
Bab ini berisikan tentang alat dan bahan yang
digunakan serta langkah kerja pembuatan biodiesel.
·
BAB
IV : Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini tentang pengolahan data yang didapat dan
pembahasan dari hasil penelitian.
·
BAB
V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan analisa berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jerami
Jerami adalah hasil samping pertanian berupa tangkai
dan batang tanaman serealia yang telah kering setelah biji-bijiannya
dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan biji-bijian yang dipanen.
Jerami memiliki banyak fungsinya diantaranya pakan ternak, pengemas bahan
pertanian dan perternakan seperti telur dan kerajinan tangan (Surahman,2014).
Menurut (Rasmidi,2013) jerami dapat dimanfaatkan
sebagai berikut :
1. Alas kaki
2. Alas kandang
3. Anyaman dan kriya
4. Biofuel
5. Biomassa
6. Bahan konstruksi
7. Budi daya tanaman
8. Pakan hewan ternak
9. Kertass
10. Tali
11. Pengendalian erosi
(Menurut TPUPM dalam judul artikel kandungan jerami,2014)
didalam jerami terkandung zat sebagai beriku :
NO
|
Kandungan
|
Persentase
|
1
|
Protein Kasar
|
3,6%
|
2
|
Lemak
|
1,3%
|
3
|
Abu
|
16,4%
|
4
|
BETN
|
41,6%
|
5
|
Serat Kasar
|
32%
|
6
|
Lignin
|
4,9%
|
7
|
Silica
|
13,5%
|
8
|
Fosfor
|
0,1%
|
9
|
Kalsium
|
0,24%
|
Karena jerami mengandung lemak maka bisa dijadikan
sebagai biodiesel
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu zat dengan
pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
(Underwood,2010 : 879). Pelarut yang digunakan pada saat ekstraksi adalah
pelarut yang sesuai dengan sifat zat yang ingin diekstraksi. Karena lemak
bersifat nonpolar maka digunakannya pelarut yang non polar atau semi polar.
Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi lemak biasanya n-heksana (Underwood,2010
: 899). Pada ekstraksi ini dilakukan dengan cara ekstraksi soxletyaitu diamana
suatu sampel diekstraksi yang ditempatkan pada suatu timbel yang pelarutnya
diletakan diatas tabung destilasi atau labu dasar bulat, kemudian didihkan dan
dikondesasikan diatas sampel. Kondesat akan jatuh kedalam timbel dan merendam
sampel (Khayasar,2014).
2.3 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri dari
campuran mono-alkil ester dari rantai panjang asam lemak yang berasal dari
minyak tumbuh tumbuhan ataupun lemak hewan (Tapak,2011). Biodiesel adalah
kandidat yang paling baik unruk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber
energy transportasi utama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar
terbarukan yang dapat menggantikan diesel petrol dimesin sekarang ini dan dapat
diangkut serta dijual dengan infrastruktur zaman sekarang (Lia,2014). Penggunaan
dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat terutama di Eropa dan Amerika
Serikat, Meskipun dalam pasar msih sebagian kecil saja dari penjualan bahan
bakar. Oleh sebab itu diproduksilahbiodiesel upaya agar tidak cepat habisnya
bahan bakar fosil dan tidak mencemari udara (Rizko,2014).
BAB III
METODELOGI ANALISIS
Untuk membuat dan menganalisa kandungan biodiesel maka
diperlukan alat dan bahan dan langkah kerja yang sesuai. Adapun alat bahan yang
digunakan adalah sebagai berikut.
3.1
Alat dan Bahan
NO
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Serangkai alat ekstraksi soxlet
|
n-heksana / petroleum eter
|
2
|
Labu dasar bulat
|
Enzim Lipase
|
3
|
Timbel/selongsong semipermeable
|
Nano CaCO3
|
4
|
Hotplate
|
Limbah jerami
|
5
|
Gelas kimia
|
Aquades
|
6
|
Corong pisah
|
Methanol
|
7
|
Kertas saring no 40
|
CaO
|
8
|
Stirer magnet
|
-
|
9
|
Pipet
|
-
|
10
|
Botol semprot
|
-
|
11
|
Batu didih
|
-
|
12
|
Pengaduk
|
-
|
13
|
Corong
|
-
|
14
|
Oven
|
-
|
15
|
Neraca analitik
|
-
|
16
|
Kondensor ball
|
-
|
17
|
Deksikator
|
-
|
3.2
Cara Kerja
Untuk melakukan sintesis biodiesel dilakukan dengan 2
tahap yaitu proses pemisahan/ekstrasi dan proses sintesisnya sendiri. Adapaun
langkah langkah nya yaitu sebagai berikut:
3.2.1
Ekstraksi Lemak dari Jerami
1. Timbang 10 gram limbah jerami, masukan ke dalam
selongsong.
2. Timbang labu dasar bulat kosong yang berisi batu didih
3. Masukan 100 ml n-hexana kedalam labu dasar bulat
4. Masukan selongsong ke alat soxlet
5. Tambahkan n-hexana sampe setengah dari soxlet.
6. Rangkai alat ekstraksi soxlet
7. Nyalakan hotplate.
8. Lakukan ekstrasi selama 3-4 jam
9. Uapkan pelarut secara perlahan
10. Oven labu dasar bulat yang terdapat hasil ekstraksi
sampai tidak ada pelarut yang tersisa.
11. Masukan labu dasar bulat kedalam deksikator
12. Timbang labu dasar bulat yang berisi minyak.
3.2.2
Sintesis Biodiesel
1. Tambhakan enzim lipase pada hasil ekstraksi. Diamkan
beberapa menit
2. Tambahkan nano CaCO3 dan metanol kedalam
minyak yang sudah di hidrolisis
3. Panaskan dan aduk dengan stirrer magnet selama 15 menit
4. Setelah dipanaskan, saring dengan kertas saring no 40
5. Biodiesel yang terbentuk cuci dengan aquades hangat
dengan suhu 40oC sebanyak 3x
6. Pisahkan biodiesel dengan corong pisah
7. Tambahkan CaO kedalam biodiesel kemudian saring saring
8. Panaskan dioven selama 15 menit
9. Timbang biodiesel yang terbentuk
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Pengolahan Data
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh
data sebagai berikut.
·
Data
Penimbanagan Limbah Jerami
Massa gelas kimia dan jeami
|
105,79 gram
|
Massa gelas kimia
|
94,98 gram
|
Massa jerami
|
10,81 gram
|
·
Data
Penimbangan Minyak Hasil Ekstraksi
Massa labu dasar bulat dan minyak
|
315,64 gram
|
Massa labu dasar bulat
|
315,48 gram
|
Massa minyak
|
0,16 gram
|
·
Data
Penimbangan Biodiesel
Massa gelas kimia dan biodiesel
|
95,07 gram
|
Massa gelas kimia
|
94,98 gram
|
Massa biodiesel
|
0,09 gram
|
·
Perhitungan
Kadar Lemak dari Limbah Jerami
%
Minyak = massa minyak / massa
jerami x 100%
%
Minyak = 1,48%
·
Perhitungan
Rendemen Biodiesel
%
= massa biodiesel / massa minyak x 100%
% =
0,09 gram / 0,16 gram x 100%
% =
56,25%
4.2 Pembahasan
·
Analisis Data
Dalam praktikum yang saya lakukan, kita dapat
memperoleh biodiesel yang memiliki rendemen yang cukup tinggi yaitu 56,25%.
Biodiesel yang diperoleh sangat sedikit yaitu 0,09 gram dikarenakan jerami yang
mengandung sedikit lemak yang menurut sumber TPUPM sebanyak 1,3% . oleh sebab
itu untuk pembutan biodiesel yang sangat banayk harus dipilih kadar lemak yang
sangat tinggi sehingga akan menguntungkan bagi perusahaan yang akan
memproduksinya.
Biodiesel yang saya buat digunakannya katalis enzim
lipase dari bakteri Aspergillus niger dan
katalis nano CaCO3. Digunakannya
enzim lipase untuk mempercepat proses hidrolisis dan efisiensi waktu
penghidrolisisan minyak. Sedangkan penggunaan nano CaCO3 bertujuan
untuk mempercepat reaksi yang terjadi anatara asam lemak bebas dengan metanol.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Brdasarkan data dari analisa diatas, dalam makalah ini
saya menyimpulkan sebagai berikut.
1. Biodiesel dapat digunakan sebgai bahan bakar
terbarukan, karena bahan pembutannya bisa diperbaharui
2. Jerami bisa dimananfaatkan sebagai biodiesel dengan
banyaknya jerami kita dapat memproduksi setidaknya >1kg biodiesel dalam 1
ton jerami. Sehingga jerami yang menjadi limbah bisa dimanfaatkan dengan baik.
3. Dengan penambahan katalis nano CaCO3 dan
enzim lipase dari bakteri Aspergillus
niger bisa menambah rendemen hasil biodiesel yaitu bisa mencapai > 50%
dan efisiensi waktu yang diperlukan tidak terlalu lama karena reaksi enzimatis
untuk menghidrolisis minyak sagat cepat.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan melalui
makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk teman-teman mahasiswa Politeknik Negeri Bandung pada khususnya diharapkan dapat memanfaatkan dan
mengembangkan metode sintesis biodiesel agar lebih efisien dan dan bermanfaat
untuk tugas akhir nantinya
2.
Untuk masyarak dapat berkontribusi dalam pemakaian bahan bakar
terbarukan ini agar bahan bakan bakar fosil tidak habis.
3.
Untuk pemerintah dapat ikut serta mendistribusikan ide ini untuk
dikembangkan lebih lanjut dan mendistribusikan biodiesel ini kepada masyarakat
seperti halayaknya pensubtitusian minyaktanak menjadi kompok gas.
DAFTAR PUSTAKA
Sui, M. dan
Chandra, W. (2007). Aktivitas lipase kasar dalam buah kelapa yang
digerminasi (ditunaskan). Laporan Penelitian Dosen Muda Dirjen DIKTI
Depdiknas Republik Indonesia.
Underwood, A.L. 1998. Quantitative Analysis Sixth Edition. Erlangga : Jakarta
Nur, Syukri M. 2014 (5 Maret). Perbedaan Biofuel, Bioetanol, Biogas, Biodiesel. http://bioenerginusantara.com/perbedaan-biofuel-bioetanol-biogas-dan-biodiesel.html/
Lia. 2014. Bahan Bakar
Alternatif Biodiesel. http://Library.usu.ac.id/bahan-bakar-alternatif/kimia-bode.pdf.html
Rizko. 2014. Bahan Bakar
Alternatif Biodiesel. http://Library.usu.ac.id/bahan-bakar-alternatif/kimia-bode.pdf.html
Naolan,Rasmidi. 2014. Berbagai
Manfaat Jerami. http://gerbangpertanian.com/2014/04/berbagai-manfaat-jerami.html?m-=1
Kandungan Unsur Hara dalam Jerami (2014). http://sampulpertanian.blogspot.com/2014/kandungan-unsur-hara-dalam-jerami.html/
Komentar