Proposal Uji Bonterey


BAB 1. PENDAHULUAN
           
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Keberadaan bakteri umumnya bersifat merugikan organisme lainnya atau lebih dikenal dengan istilah bakteri patogen, seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella sp dan sebagainya. Bakteri ini banyak ditemukan hampir diseluruh media/tempat seperti: tanah, udara, air, di tubuh makhluk hidup dan sebagainya.
            Pada sektor akuakultur, keberadaan bakteri patogen sangat ditakuti oleh banyak peternak ikan, udang dan kerang-kerangan. Karena organisme mikro ini dapat mengancam bahkan menyebabkan kematian masal pada ikan dan udang. Hal ini tentu akan sangat merugikan sektor perikanan dan juga dapat mengancam pada kesehatan manusia.
            Pada saat ini, usaha budidaya perikanan meningkat begitu pesat. Sektor tersebut dianggap cukup menjanjikan masa depan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat bukan saja dilakukan pada skala industri (pengusaha) melainkan juga pada skala tradisional seperti pertambakan rakyat.
Salah satu kawasan pertambakan rakyat di Sumatera Selatan adalah tambak Teluk Payau Banyuasin. Kegiatan usaha yang dilakukan adalah memproduksi udang. Namun belakangan ini banyak dilaporkan masalah gangguan pertumbuhan udang yang disebabkan oleh penyakit. Kejadian tersebut diduga disebabkan oleh bakteri patogen. Langka-langka antisipasi dalam membantu masyarakat setempat perlu dilakukan segera dengan tahap kajian tentang karakterisasi bakteri patogen terhadap udang di kawasan tersebut. Hasil penelitian ini nantinya akan menjadi data awal dalam melakukan langka-langka antisipatif dalam mengatasi masalah tersebut.

BAB 2. PERUMUSAN MASALAH
            Permasalahan yang muncul adalah menurunnya produksi udang di kawasan tambak Teluk Payau. Hal tersebut terjadi karena pada masa pemeliharaan banyak  udang yang mati akibat terserang penyakit. Kejadian tersebut diduga akibat serangan bakteri patogen. Oleh karena itu timbul pertanyaan sebagai berikut:
  1. Apakah ada bakteri patogen di kawasan tambak Teluk Payau Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan?
  2. Apa jenis-jenis bakteri patogen dan bagaimana kelimpahan serta sebarannya?

BAB 3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan:
  1. Mengetahui keberadaan bakteri patogen di kawasan tambak Teluk Payau Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan
  2. Melakukan isolasi terhadap bakteri patogen tersebut
  3. Mengetahui karakteristik bakteri patogen tersebut.

BAB 4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1. Karakterisasi Bakteri
            Karakterisasi dilakukan pada isolat bakteri yang telah lolos seleksi dengan cara melakukan berbagai pemeriksaan laboratoris agar isolat bakteri tersebut dapat dikelompokkan dalam suatu golongan. Karakterisasi yang umumnya dilakukan meliputi :

  1. Karakterisasi Morfologi
            Karakterisasi morfologi bertujuan untuk mengamati baik morfologi koloni maupun morfologi sel bakteri pada isolat bakteri yang telah lolos seleksi. Ketika ditumbuhkan dalam media yang bervariasi, mikroorganisme akan menunjukkan penampakan makroskopis yang berbeda-beda pada pertumbuhannya. Perbedaan ini disebut dengan karakteristik kultur, yang digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme dalam kelompok taksonomik (Capuccino dan Sherman, 1992). Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna, tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan morfologi sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai dibawah mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram dan kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut.
  1. Pengujian fisiologis dengan reaksi biokimia
-          Uji kebutuhan oksigen dengan medium NB
            Uji kebutuhan oksigen dilakukan untuk mengetahui sifat pertumbuhan bakteri dengan menggunakan medium NB. Sifat pertumbuhan yang diamati adalah aerob, anaerob, fakultatif atau mikroaerofil.
-          Uji Katalase
            Uji katalase ini dilakukan untuk membedakan mikroorganisme yang memiliki enzim katalase yang digunakan untuk mendegredasi hidrogen peroksida yang bersifat toksik. (Lay, 1994).
-          Uji fermentasi karbohidrat
            Uji fermentasi karbohidrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam menghidrolisis karbohidrat dengan menggunakan tiga jenis gula, yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. (Lay, 1994).
-          Uji hidrolisis pati
            Uji hidrolisis pati untuk melihat kemampuan bakteri dalam menghidrolisis pati dengan cara menghasilkan enzim amilase. Pati merupakan polisakarida yang memiliki berat molekul yang tinggi, karena ukurannya yang besar, polisakarida tidak mampu diserap oleh membran sel. (Capuccino dan Sherman, 1992).
-          Uji indol
            Uji indol digunakan untuk mengetahui apakah dalam proses pertumbuhannya bakteri dapat membentuk indol dari asam amino esential triptofan. (Lay, 1994).
-          Uji fermentasi gula, H2S, dan gas dengan TSIA
            Uji ini menggunakan medium TSIA yang mengandung glukosa, laktosa dan ferosulfat.
-          Uji MR-VR
            Uji MR bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk mengoksidasi glukosa dan menstabilkan konsentrasi asam yang tinngi sebagai produk akhir. Sedangkan uji VR untuk membedakan kemampuan mikroorganisme untuk menghasilkan produk akhir non-asam atau netral seperti asetilmetilkarbonil dari asam organik yang dihasilkan dari metabolisme glukosa. (Lay, 1994).
-          Uji Sitrat
            Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. (Capuccino dan Sherman, 1992)
-          Uji hidrolisis urea
            Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghidrolisis urea dengan menggunakan enzim urease dan mengubah pH media dari pH netral menjadi basa. (Lay, 1994)
BAB 5. METODE PENELITIAN
5.1 Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan adalah aluminium minyak, alat pengaduk, autoklaf, botol sampel, bunsen, cawan perti, corong glas, cover glass, erlenmeyer, gelas ukur, gunting, hot plate, inkubator, jarum ose, jarum inokulasi, kaca objek, kapas, karet, keranjang alat, kertas label, kertas pembungkus, kertas saring, masker, mikroskop, oven, pipet tetes, pipet serologis, rak tabung reaksi, refrigerator atau kulkas, sarung tangan, sendok sampel, shaker, spidol, stirer, tabung reaksi, timbangan, water bath dan alat tulis.
            Bahan yang digunakan adalah alkohol 70% aquades, glukosa, H2O2  3%, indikator BTB (Brom Thymol Blue), kristal violet, laktosa, larutan yodium, larutan Malachit Green, medium Gelatin, medium Indol, medium NA (nutrien Agar), medium TSIA, medium Selektif, medium SSM (Semi Solid Medium), medium Simmon’s Citrate Agar, medium Urease Broth, medium Zobell, medium Winogradsky’s, minyak emersi, reagen Barrit A dan B, reagen Kovac’s, reagen Methyl Red, safranin, sampel air dan lumpur dari kawasan tambak Teluk Payau.

5.2 Cara Kerja
5.2.1 Pengambilan sampel
            Sampel yang digunakan pada penelitian ini berupa air dan lumpur tambak udang Teluk Payau Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan multiple sampling dengan penentuan tiga stasiun secara statified random sampling dan untuk sub-stasiun pada masing-masing sampling diambil sampel air dan lumpur. Sampel air dan lumpur diambil dengan menggunakan wadah plastik yang masing-masing sebanyak 500 ml. Setelah itu sampel tersebut dimasukan ke dalam botol sampel steril secara aseptik merujuk modifikasi Steel & Torrie (1991).
5.2.2  Pengayaan
            Sampel air dan lumpur diinokulasi sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer yang berisi 225 ml media Winogradsky cair, selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar dan dikocok dengan kecepatan 100 rpm selama 5 hari, merujuk modifikasi dari Prihadini (2006).

5.2.3 Isolasi dan Pemurniaan
a. Isolasi
            Kultur dalam media pengayaan diencerkan mulai dari pengenceran 10-1 dan 10-3 dengan cara dihomogenkan 1 ml sampel dalam medium Winogradsky cair dengan 9 ml aquades steril, dari pengenceran 10-1 ini diencerkan sampai 10-3  dengan cara yang sama. Kemudian masing-masing pengenceran ditumbuhkan pada medium Zobell Agar dengan metode pour plate dan diinkubasi selama 5 x 24 jam (5 hari) pada suhu ruangan (Lay 1994).

b. Pemurnian
            Masing-masing pengenceran dari setiap sampel yang telah ditumbuhkan pada medium Zobell Agar diamati koloni tumbuh yang memiliki ciri-ciri berbeda. Selanjutnya masing-masing koloni tersebut dimurnikan dengan cara digoreskan pada medium Zobell Agar dalam cawan petri, lalu diinkubasi selama 5 hari pada suhu kamar. Teknik ini dilakukan secara berulang-ulang sampai diperoleh koloni tumbuh terpisah sebagai indikasi awal koloni yang murni. Setelah mendapatkan indikasi tersebut, isolat digoreskan ke dalam medium Zobell Agar miring agar lebih mudah dan praktis disimpan sebagai stok serta lebih terlindungi dari kontaminasi (Capuccino & Sherman 1992).

5.2.4 Karakterisasi Bakteri
            Setelah didapatkan isolat bakteri dilakukan karakterisasi dengan pengamatan morfologi secara mikroskopis, makroskopis dan pengamatan fisiologi pada koloni yaitu sebagai berikut:


a. Pengamatan sifat morfologi koloni
            Isolat bakteri di karakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi (Widjajanti & Munawar 1990).

b. Pengamatan Morfologi sel

1. Pewarnaan gram
            Gelas objek dibersihkan dengan alkohol 70% dan diberi aquades, kemuadian dipanaskan di atas nyala api. Diambil secara aseptik 1 ose biakan bakteri, diratakan pada kaca objek dan difiksasi di atas nyala api. Kemudian ditetesi dengan larutan kristal violet (Gram A), dan didiamkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya ditetesi dengan larutan yodium (Gram B) dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Kemudian dicuci dengan larutan pemucat (Gram C) selama 30 detik, dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Setelah itu ditetesi dengan larutan safarin (Gram D) atau zat penutup dan didiamkan selama 2 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran kuat. Indikasi pewarnaannya yaitu bakteri gram positif akan berwarna violet dan bakteri gram negatif akan berwarna merah. Diamati pula bentuk dari sel bakteri tersebut apakah bulat (coccus), batang (basil), maupun bergelombang (spiral) (Jutono et al. 1973).

2. Pewarnaan Endospora
            Masing-masing isolat bakteri diambil secara aseptik dengan menggunakan jarum ose. Bakteri dioleskan secara menyebar merata pada gelas objek yang terlebih dahulu disterilkan dengan alkohol 70% dan diberi aquades. Isolat bakteri difiksasi di atas nyala bunsen sampai kering. Preparat ditutup dengan kertas yang mudah menyerap air, kemudian diletakkan diatas air mendidih selanjutnya ditetesi larutan larutan pewarna malachite green berlebihan selama lebih kurang 10 menit. Kemudian dicuci dengan air mengalir selama 30 detik. Setelah dikering anginkan selanjutnya ditetesi larutan safranin selama 1 menit lalu dibilas dengan air dan dikering anginkan. Kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat. Sebagai indikasi terdapatnya endospora akan berwarna hijau, dan bagian sel yang tidak mengandung endospora akan berwarna merah terang. (Jutono et al. 1973).




c. Pengujian fisiologis dengan reaksi biokimia
Mengikuti cara kerja yang disebutkan dalam Hadioetomo (1993) yang meliputi :
1.      Uji Kebutuhan Oksigen dengan Medium NB
            Masing-masing isolat diinokulasi pada medium NB, kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 370C. Diamati sifat pertumbuhan bakteri pada medium NB. Bakteri anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan tumbuh mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri aerob akan tumbuh pada permukaan medium.
2.      Uji Katalase
            Biakan murni diinokulasi ke dalam masing-masing tabung medium NA miring dan satu tabung untuk kontrol. Diinkubasi selama 48 jam. Setelah diinkubasi pada masing-masing tabung ditambhkan 2-3 tetes larutan H2O2 3% pada permukaan media, jika terjadi reduksi H2O2 akan terlihat adanya gelembung O2 di sekeliling pertumbuhan bakteri.
3.      Uji Motilitas
            Masing-masing isolat bakteri diinokulasi pada medium SSM (Semi Solid Medium) pada tabung reaksi secara aseptik dan tusukan pada agar tegak kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Uji akan bernilai positif ditunjukkan dengan melebarnya bekas tusukan pada media yang merupakan indikasi bakteri tersebut bersifat motil.

4.      Uji Fermentasi Karbohidrat (glukosa, laktosa, dan manitol)
            Media NB yang ditambah dengan Brom Tyymol Blue (BTB) sebagai indikator dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan gula yang akan difermentasikan 1-2%. Tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut, kemudian disterilkan setelah steril diinokulasi masing-masing isolat bakteri kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC. Indikator pembentukan asam laktat apabila terjadi perubahan warna medium dari hijau menjadi kuning tanpa pembentukan gas pada tabung durham. Uji akan bersifat fermentasi asam campuran apabila warna medium berubah dan diikuti pembentukan gas pada tabung durham dan uji akan bersifat fermentasi alkohol apabila terbentuk gas pada tabung durham tanpa diikuti perubahan warna medium.
5.      Uji Hidrolisis Pati
            Starch agar dimasukkan dalam cawan petri. Isolat bakteri diinokulasi dengan cara menempatkan satu mata ose biakan ditengah cawan petri kemudian disebarkan seluas 0,5 cm dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC, setelah diinkubasi, ditambahkan beberapa tetes larutan iodium di atas permukaan koloni isolat bakteri yang tumbuh, uji akan bernilai positif apabila di sekeliling koloni terbentuk zona bening dan ini akan menandakan terjadinya proses hidrolisis pati dan uji akan bernilai negatif di sekeliling koloni terbentuk warna biru kehitaman.
6.      Uji Hidrolisis Gelatin
            Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medium nutrien gelatin pada tabung reaksi secara aseptik diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Kemudian kultur diletakkan pada pendingin dengan suhu 4oC selama 30 menit. Indikator pengamatan reaksi positif jika medium tetap menjadi cair, dan negatif apabila medium berubah menjadi padat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri mampu menghidrolisis gelatin sehingga medium tetap cair saat didiamkan pada suhu 4oC selama 30 menit.
7.      Uji Indol
            Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medium nutrien gelatin pada tabung reaksi secara aseptik, diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Setelah diinkubasi ditetesi dengan 10 tetes reagen Kovac’s dan uji akan bernilai positif merupakan indikasi bahwa bakteri mampu memecah asam amoni tryptopan dengan pembentukan warna merah pada permukaan medium.
8.      Uji Fermentasi Gula, H2S dan Gas dengan TSIA
            Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medium TSIA dalam tabung reaksi secara vertikal pada bagian buut dan secara streak pada bagian slant. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan yang terjadi pada medium. Uji glukosa positif jika fenol merah menjadi kuning pada bagian bawah tabung reaksi (buut), sedangkan pada bagian atas permukaan miring media (slant) berwarna merah. Uji laktosa atau sukrosa positif jika terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning pada permukaan miring media dan pada bagian bawah medium juga berwarna kuning. Indikator terbentuknya H2S dengan adanya warna hitam pada medium dan terbentuknya gas ditandai dengan pecahnya medium di bagian ujung bawah tabung reaksi.

9.      Uji Methyl Red – Voges Proskauer
-          Uji Methyl Red
            Isolat bakteri diinokulasi pada medium MR-VP, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, tiap-tiap tabung ditambahkan 3-4 tetes indikator metil merah. Bila warna medium berubah menjadi merah, artinya terbentuk asam.

-          Uji Voges Proskauer
Biakan ditanam pada medium MR-VP, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes barrit A dan barrit B. Tabung dikocok selama 20-30 detik. Uji akan bernila positif jika terbantuk warna merah muda yang merupakan indikasi bahwa bakteri mampu memfermentasikan glukosa dan membentuk asam hingga pH media menjadi 5 atau lebih rendah. Jika selama 20-30 detik medium belum berubah warna, maka hasil pengamatan dilakukan selama 15 menit.

10.  Uji Sitrat
            Isolat diinokulasi pada medium Simmon’s Citrate agar dalam tabung reaksi secara vertikal, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan yang terjadi. Uji bernilai positif bila terjadi perubahan warna medium dari hijau menjadi biru yang merupakan indikasi bahwa bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber energi.

11.  Uji Hidrolisis Urea
            Isolat diinokulasi pada medium Simmon’s Citrate agar dalam tabung reaksi secara aseptik, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Uji akan bernilai positif ditunjukkan oleh terbentuknya warna merah keunguan setelah inkubasi. Hal ini merupakan indikasi bahwa isolat bakteri mampu menggunakan urea dan merubah pH menjadi media basa.







BAB 6. JADWAL PELAKSANAAN

Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 6 (enam) bulan yaitu dari bulan Juli – November 2008. Sampel  air tambak di ambil kemudian di analisis di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNSRI, Inderalaya, Ogan Ilir dari bulan Juli hingga bulan September 2008.

No.
Jenis Kegiatan
Pengamatan  (bulan ke-)
1
2
3
4
5
6
1.
Persiapan dan survey lapangan
x





2.
Pelaksanaan kegiatan penelitian
x
x
x
x


3.
Pengolahan data



x
x

4.
Penulisan lapopan dan seminar




x
x
5.
Penyelesaian laporan akhir





x





BAB 7. PERKIRAAN BIAYA
a. Analisa Sampel                                                                                 
No
Nama Bahan/analisis
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Alkohol 70%
2 liter
100.000,-
200.000,-
2.
Medium Gelatin
250 gr
100.000,-
250.000,-
3.
Medium Indol
250 gr
100.000,-
250.000,-
4.
Medium Selektif
250 gr
100.000,-
250.000,-
5.
Medium TSIA
250 gr
100.000,-
250.000,-
6.
Medium NA
250 gr
100.000,-
250.000,-
7.
Medium SSM
250 gr
100.000,-
250.000,-
8.
Medium SCA
250 gr
100.000,-
250.000,-
9.
Medium UB
250 gr
100.000,-
250.000,-
10.
Medium Zobell
250 gr
100.000,-
250.000,-
11.
Bahan Isolasi dan identifikasi bakteri
1 paket
1.000.000,-
1.000.000,-
12.
Medium Winogradky’s
250 gr
100.000,-
250.000,-
13.
Minyak Emersi

50.000,-
50.000,-
14.
Reagen Barrit A

50.000,-
50.000,-
15.
Reagen Barrit B

50.000,-
50.000,-
16.
Reagen Kovac’s

50.000,-
50.000,-
17.
Reagen MR

50.000,-
50.000,-
18.
Safranin

50.000,-
50.000,-
19.
Akuades
5 ltr
50.000,-
250.000,-
20.
Glukosa
100 gram
25.000,-
25.000,-
21.
H2O2 3%
50 ml
10.000,-
50.000,-
22.
Indikator BTB
50 ml
10.000,-
50.000,-
23.
Kristal violet
50 ml
10.000,-
50.000,-
24.
Laktosa

25.000
25.000,-
25.
Larutan yudium

25.000
25.000,-
26.
Larutan Malachit Green

50.000
50.000,-
27.
Sewa Laboratorium
20 hari
100.000,-
2.000.000,-
Jumlah
6.525.000,-

b. Perjalanan
No
Keperluan
Jumlah (Rp)
1.
Transportasi @ 2 orang x Rp. 400.000,- (PP)
800.000,-
2.
Konsumsi @ 2 orang x 2 hari x  Rp. 100.000,-
400.000,-
3.
Penginapan @ 2 orang x 2 hari x Rp. 200.000,-
800.000,-
Jumlah
2.000.000,-

c. Pembuatan laporan hasil penelitian
No
Keperluan
Jumlah (Rp)
1.
Penulisan Laporan
200.000,-
2.
Penggandaan Laporan @ 60.000,- X 6 eksemplar
360.000,-
3.
Publikasi Ilmiah
500.000,-
Jumlah
1.060.000,-
d. Seminar dan Dokumentasi
No
Keperluan
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Perbanyak draf penelitian 20 eksemplar
5.000,-
100.000,-
2.
Film 2 rol
30.000,-
60.000,-
3.
Cuci cetak 2 rol film
75.000,-
150.000,-
4.
Konsumsi seminar penelitian 15 orang
7.000,-
105.000,-
Jumlah

415.000,-
  
Total biaya yang diperlukan:
No
Keperluan
Jumlah (Rp)
1.
Analisa Sampel
6.525.000,-
2.
Perjalanan
2.000.000,-
3.
Pembuatan Laporan Hasil Penelitian
1.060.000,-
4.
Seminar dan Dokumentasi
415.000.-
Jumlah
10.000.000,-
Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah.








DAFTAR PUSTAKA

Capuccino, J.G & Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory Mannual. The Benjamin/Cummings Publish. USA: 458 hal.

Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, Teknik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka. Jakarta: 163 hlm.

Jutono, J., Soedarsono, Hartadi, S., Kabirun, S., & Susanto. 1973. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Departemen Mikrobiologi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yokyakarta: 232 hlm.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 168 hlm.

Widjajanti, H & Munawar. 1996. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. FMIPA-Biologi Universitas Sriwijaya. Inderalaya: 38 hlm.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gravimetri dan Contoh Soal

PENENTUAN KADAR LEMAK METODE BABCOCK

Laporan Praktikum Kesetimbangan Kimia