Proposal Uji Bonterey
BAB 1. PENDAHULUAN
Bakteri adalah organisme mikro dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Keberadaan bakteri umumnya bersifat
merugikan organisme lainnya atau lebih dikenal dengan istilah bakteri patogen,
seperti: Escherichia coli, Vibrio sp, Shalmonella sp dan sebagainya.
Bakteri ini banyak ditemukan hampir diseluruh media/tempat seperti: tanah,
udara, air, di tubuh makhluk hidup dan sebagainya.
Pada
sektor akuakultur, keberadaan bakteri patogen sangat ditakuti oleh banyak
peternak ikan, udang dan kerang-kerangan. Karena organisme mikro ini dapat
mengancam bahkan menyebabkan kematian masal pada ikan dan udang. Hal ini tentu akan
sangat merugikan sektor perikanan dan juga dapat mengancam pada kesehatan
manusia.
Pada
saat ini, usaha budidaya perikanan meningkat begitu pesat. Sektor tersebut
dianggap cukup menjanjikan masa depan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat bukan
saja dilakukan pada skala industri (pengusaha) melainkan juga pada skala
tradisional seperti pertambakan rakyat.
Salah satu kawasan pertambakan rakyat di
Sumatera Selatan adalah tambak Teluk Payau Banyuasin. Kegiatan usaha yang
dilakukan adalah memproduksi udang. Namun belakangan ini banyak dilaporkan masalah
gangguan pertumbuhan udang yang disebabkan oleh penyakit. Kejadian tersebut diduga
disebabkan oleh bakteri patogen. Langka-langka antisipasi dalam membantu
masyarakat setempat perlu dilakukan segera dengan tahap kajian tentang karakterisasi
bakteri patogen terhadap udang di kawasan tersebut. Hasil penelitian ini
nantinya akan menjadi data awal dalam melakukan langka-langka antisipatif dalam
mengatasi masalah tersebut.
BAB 2. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan
yang muncul adalah menurunnya produksi udang di kawasan tambak Teluk Payau. Hal
tersebut terjadi karena pada masa pemeliharaan banyak udang yang mati akibat terserang penyakit.
Kejadian tersebut diduga akibat serangan bakteri patogen. Oleh karena itu
timbul pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah ada
bakteri patogen di kawasan tambak Teluk Payau Kabupaten Banyuasin Sumatera
Selatan?
- Apa jenis-jenis
bakteri patogen dan bagaimana kelimpahan serta sebarannya?
BAB 3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan:
- Mengetahui
keberadaan bakteri patogen di kawasan tambak Teluk Payau Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan
- Melakukan
isolasi terhadap bakteri patogen tersebut
- Mengetahui
karakteristik bakteri patogen tersebut.
BAB 4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Karakterisasi Bakteri
Karakterisasi
dilakukan pada isolat bakteri yang telah lolos seleksi dengan cara melakukan
berbagai pemeriksaan laboratoris agar isolat bakteri tersebut dapat
dikelompokkan dalam suatu golongan. Karakterisasi yang umumnya dilakukan
meliputi :
- Karakterisasi Morfologi
Karakterisasi
morfologi bertujuan untuk mengamati baik morfologi koloni maupun morfologi sel
bakteri pada isolat bakteri yang telah lolos seleksi. Ketika ditumbuhkan dalam
media yang bervariasi, mikroorganisme akan menunjukkan penampakan makroskopis
yang berbeda-beda pada pertumbuhannya. Perbedaan ini disebut dengan
karakteristik kultur, yang digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme
dalam kelompok taksonomik (Capuccino dan Sherman, 1992). Isolat bakteri yang
diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna, tepian
dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan
morfologi sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai
dibawah mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram dan kemampuan
membentuk spora dari bakteri tersebut.
- Pengujian fisiologis dengan reaksi
biokimia
-
Uji
kebutuhan oksigen dengan medium NB
Uji
kebutuhan oksigen dilakukan untuk mengetahui sifat pertumbuhan bakteri dengan
menggunakan medium NB. Sifat pertumbuhan yang diamati adalah aerob, anaerob,
fakultatif atau mikroaerofil.
-
Uji
Katalase
Uji
katalase ini dilakukan untuk membedakan mikroorganisme yang memiliki enzim
katalase yang digunakan untuk mendegredasi hidrogen peroksida yang bersifat
toksik. (Lay, 1994).
-
Uji
fermentasi karbohidrat
Uji
fermentasi karbohidrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri
dalam menghidrolisis karbohidrat dengan menggunakan tiga jenis gula, yaitu
glukosa, laktosa dan sukrosa. (Lay, 1994).
-
Uji hidrolisis
pati
Uji
hidrolisis pati untuk melihat kemampuan bakteri dalam menghidrolisis pati
dengan cara menghasilkan enzim amilase. Pati merupakan polisakarida yang
memiliki berat molekul yang tinggi, karena ukurannya yang besar, polisakarida
tidak mampu diserap oleh membran sel. (Capuccino dan Sherman, 1992).
-
Uji
indol
Uji
indol digunakan untuk mengetahui apakah dalam proses pertumbuhannya bakteri
dapat membentuk indol dari asam amino esential triptofan. (Lay, 1994).
-
Uji
fermentasi gula, H2S, dan gas dengan TSIA
Uji
ini menggunakan medium TSIA yang mengandung glukosa, laktosa dan ferosulfat.
-
Uji
MR-VR
Uji
MR bertujuan untuk menentukan kemampuan mikroorganisme untuk mengoksidasi
glukosa dan menstabilkan konsentrasi asam yang tinngi sebagai produk akhir.
Sedangkan uji VR untuk membedakan kemampuan mikroorganisme untuk menghasilkan
produk akhir non-asam atau netral seperti asetilmetilkarbonil dari asam organik
yang dihasilkan dari metabolisme glukosa. (Lay, 1994).
-
Uji
Sitrat
Uji
sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. (Capuccino dan Sherman,
1992)
-
Uji
hidrolisis urea
Uji
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam menghidrolisis urea
dengan menggunakan enzim urease dan mengubah pH media dari pH netral menjadi
basa. (Lay, 1994)
BAB 5. METODE PENELITIAN
5.1 Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan adalah aluminium minyak, alat pengaduk, autoklaf, botol sampel,
bunsen, cawan perti, corong glas, cover glass, erlenmeyer, gelas ukur, gunting,
hot plate, inkubator, jarum ose, jarum inokulasi, kaca objek, kapas, karet,
keranjang alat, kertas label, kertas pembungkus, kertas saring, masker,
mikroskop, oven, pipet tetes, pipet serologis, rak tabung reaksi, refrigerator
atau kulkas, sarung tangan, sendok sampel, shaker, spidol, stirer, tabung
reaksi, timbangan, water bath dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah alkohol
70% aquades, glukosa, H2O2 3%, indikator BTB (Brom Thymol Blue), kristal
violet, laktosa, larutan yodium, larutan Malachit Green, medium Gelatin, medium
Indol, medium NA (nutrien Agar), medium TSIA, medium Selektif, medium SSM (Semi
Solid Medium), medium Simmon’s Citrate Agar, medium Urease Broth, medium Zobell,
medium Winogradsky’s, minyak emersi, reagen Barrit A dan B, reagen Kovac’s,
reagen Methyl Red, safranin, sampel air dan lumpur dari kawasan tambak Teluk
Payau.
5.2 Cara Kerja
5.2.1 Pengambilan sampel
Sampel
yang digunakan pada penelitian ini berupa air dan lumpur tambak udang Teluk Payau
Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan multiple
sampling dengan penentuan tiga stasiun secara statified random sampling
dan untuk sub-stasiun pada masing-masing sampling diambil sampel air dan
lumpur. Sampel air dan lumpur diambil dengan menggunakan wadah plastik yang
masing-masing sebanyak 500 ml. Setelah itu sampel tersebut dimasukan ke dalam
botol sampel steril secara aseptik merujuk modifikasi Steel & Torrie (1991).
5.2.2 Pengayaan
Sampel
air dan lumpur diinokulasi sebanyak 25 ml ke dalam erlenmeyer yang berisi 225
ml media Winogradsky cair, selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar dan dikocok
dengan kecepatan 100 rpm selama 5 hari, merujuk modifikasi dari Prihadini (2006).
5.2.3 Isolasi dan Pemurniaan
a. Isolasi
Kultur
dalam media pengayaan diencerkan mulai dari pengenceran 10-1 dan 10-3
dengan cara dihomogenkan 1 ml sampel dalam medium Winogradsky cair dengan 9 ml
aquades steril, dari pengenceran 10-1 ini diencerkan sampai 10-3
dengan cara yang sama. Kemudian
masing-masing pengenceran ditumbuhkan pada medium Zobell Agar dengan
metode pour plate dan diinkubasi selama 5 x 24 jam (5 hari) pada suhu
ruangan (Lay 1994).
b. Pemurnian
Masing-masing
pengenceran dari setiap sampel yang telah ditumbuhkan pada medium Zobell
Agar diamati koloni tumbuh yang memiliki ciri-ciri berbeda. Selanjutnya
masing-masing koloni tersebut dimurnikan dengan cara digoreskan pada medium Zobell
Agar dalam cawan petri, lalu diinkubasi selama 5 hari pada suhu kamar.
Teknik ini dilakukan secara berulang-ulang sampai diperoleh koloni tumbuh
terpisah sebagai indikasi awal koloni yang murni. Setelah mendapatkan indikasi
tersebut, isolat digoreskan ke dalam medium Zobell Agar miring agar
lebih mudah dan praktis disimpan sebagai stok serta lebih terlindungi dari
kontaminasi (Capuccino & Sherman 1992).
5.2.4 Karakterisasi Bakteri
Setelah
didapatkan isolat bakteri dilakukan karakterisasi dengan pengamatan morfologi
secara mikroskopis, makroskopis dan pengamatan fisiologi pada koloni yaitu
sebagai berikut:
a. Pengamatan sifat morfologi koloni
Isolat
bakteri di karakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan
pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu
bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium
agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni
bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan
warna, diameter koloni dan konfigurasi (Widjajanti & Munawar 1990).
b. Pengamatan Morfologi sel
1. Pewarnaan gram
Gelas
objek dibersihkan dengan alkohol 70% dan diberi aquades, kemuadian dipanaskan
di atas nyala api. Diambil secara aseptik 1 ose biakan bakteri, diratakan pada
kaca objek dan difiksasi di atas nyala api. Kemudian ditetesi dengan larutan
kristal violet (Gram A), dan didiamkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya ditetesi dengan larutan yodium (Gram B)
dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.
Kemudian dicuci dengan larutan pemucat (Gram C) selama 30 detik, dicuci dengan
air mengalir dan dikeringkan. Setelah itu ditetesi dengan larutan safarin (Gram
D) atau zat penutup dan didiamkan selama 2 menit, kemudian dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop pada
pembesaran kuat. Indikasi pewarnaannya yaitu bakteri gram positif akan berwarna
violet dan bakteri gram negatif akan berwarna merah. Diamati pula bentuk dari
sel bakteri tersebut apakah bulat (coccus), batang (basil),
maupun bergelombang (spiral) (Jutono et al. 1973).
2. Pewarnaan Endospora
Masing-masing isolat bakteri diambil
secara aseptik dengan menggunakan jarum ose. Bakteri dioleskan secara menyebar
merata pada gelas objek yang terlebih dahulu disterilkan dengan alkohol 70% dan
diberi aquades. Isolat bakteri difiksasi di atas nyala bunsen sampai kering.
Preparat ditutup dengan kertas yang mudah menyerap air, kemudian diletakkan
diatas air mendidih selanjutnya ditetesi larutan larutan pewarna malachite
green berlebihan selama lebih kurang 10 menit. Kemudian dicuci dengan air
mengalir selama 30 detik. Setelah dikering anginkan selanjutnya ditetesi
larutan safranin selama 1 menit lalu dibilas dengan air dan dikering anginkan.
Kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat. Sebagai indikasi
terdapatnya endospora akan berwarna hijau, dan bagian sel yang tidak mengandung
endospora akan berwarna merah terang. (Jutono et al. 1973).
c. Pengujian fisiologis dengan reaksi
biokimia
Mengikuti cara kerja yang disebutkan dalam
Hadioetomo (1993) yang meliputi :
1. Uji Kebutuhan Oksigen dengan Medium NB
Masing-masing
isolat diinokulasi pada medium NB, kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada
suhu 370C. Diamati sifat pertumbuhan bakteri pada medium NB. Bakteri
anaerob akan tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri anaerob fakultatif
akan tumbuh tersebar di seluruh medium, bakteri mikroaerofil akan tumbuh
mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, sedangkan bakteri aerob akan
tumbuh pada permukaan medium.
2. Uji Katalase
Biakan murni diinokulasi ke dalam
masing-masing tabung medium NA miring dan satu tabung untuk kontrol. Diinkubasi
selama 48 jam. Setelah diinkubasi pada masing-masing tabung ditambhkan 2-3
tetes larutan H2O2 3% pada permukaan media, jika terjadi
reduksi H2O2 akan terlihat adanya gelembung O2
di sekeliling pertumbuhan bakteri.
3. Uji Motilitas
Masing-masing isolat bakteri diinokulasi
pada medium SSM (Semi Solid Medium) pada tabung reaksi secara aseptik dan
tusukan pada agar tegak kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama
24-48 jam. Uji akan bernilai positif ditunjukkan dengan melebarnya bekas
tusukan pada media yang merupakan indikasi bakteri tersebut bersifat motil.
4. Uji Fermentasi Karbohidrat (glukosa,
laktosa, dan manitol)
Media NB yang ditambah dengan Brom
Tyymol Blue (BTB) sebagai indikator dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan gula yang akan difermentasikan 1-2%. Tabung durham dimasukkan ke
dalam tabung reaksi tersebut, kemudian disterilkan setelah steril diinokulasi
masing-masing isolat bakteri kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC.
Indikator pembentukan asam laktat apabila terjadi perubahan warna medium dari
hijau menjadi kuning tanpa pembentukan gas pada tabung durham. Uji akan
bersifat fermentasi asam campuran apabila warna medium berubah dan diikuti
pembentukan gas pada tabung durham dan uji akan bersifat fermentasi alkohol
apabila terbentuk gas pada tabung durham tanpa diikuti perubahan warna medium.
5. Uji Hidrolisis Pati
Starch
agar dimasukkan dalam cawan petri. Isolat bakteri diinokulasi dengan cara
menempatkan satu mata ose biakan ditengah cawan petri kemudian disebarkan
seluas 0,5 cm dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC,
setelah diinkubasi, ditambahkan beberapa tetes larutan iodium di atas permukaan
koloni isolat bakteri yang tumbuh, uji akan bernilai positif apabila di sekeliling
koloni terbentuk zona bening dan ini akan menandakan terjadinya proses
hidrolisis pati dan uji akan bernilai negatif di sekeliling koloni terbentuk
warna biru kehitaman.
6. Uji Hidrolisis Gelatin
Isolat
bakteri diinokulasi ke dalam medium nutrien gelatin pada tabung reaksi secara
aseptik diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Kemudian kultur
diletakkan pada pendingin dengan suhu 4oC selama 30 menit. Indikator
pengamatan reaksi positif jika medium tetap menjadi cair, dan negatif apabila
medium berubah menjadi padat. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri mampu
menghidrolisis gelatin sehingga medium tetap cair saat didiamkan pada suhu 4oC
selama 30 menit.
7. Uji Indol
Isolat
bakteri diinokulasi ke dalam medium nutrien gelatin pada tabung reaksi secara
aseptik, diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. Setelah
diinkubasi ditetesi dengan 10 tetes reagen Kovac’s dan uji akan bernilai
positif merupakan indikasi bahwa bakteri mampu memecah asam amoni tryptopan
dengan pembentukan warna merah pada permukaan medium.
8. Uji Fermentasi Gula, H2S dan
Gas dengan TSIA
Isolat
bakteri diinokulasi ke dalam medium TSIA dalam tabung reaksi secara vertikal
pada bagian buut dan secara streak pada bagian slant.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan
yang terjadi pada medium. Uji glukosa positif jika fenol merah menjadi kuning
pada bagian bawah tabung reaksi (buut), sedangkan pada bagian atas permukaan
miring media (slant) berwarna merah. Uji laktosa atau sukrosa positif
jika terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning pada permukaan miring
media dan pada bagian bawah medium juga berwarna kuning. Indikator terbentuknya
H2S dengan adanya warna hitam pada medium dan terbentuknya gas
ditandai dengan pecahnya medium di bagian ujung bawah tabung reaksi.
9. Uji Methyl Red – Voges Proskauer
-
Uji
Methyl Red
Isolat
bakteri diinokulasi pada medium MR-VP, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24-48 jam, tiap-tiap tabung ditambahkan 3-4 tetes indikator metil merah.
Bila warna medium berubah menjadi merah, artinya terbentuk asam.
-
Uji
Voges Proskauer
Biakan ditanam pada medium MR-VP, kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, masing-masing tabung
ditambahkan 10 tetes barrit A dan barrit B. Tabung dikocok selama 20-30 detik.
Uji akan bernila positif jika terbantuk warna merah muda yang merupakan
indikasi bahwa bakteri mampu memfermentasikan glukosa dan membentuk asam hingga
pH media menjadi 5 atau lebih rendah. Jika selama 20-30 detik medium belum
berubah warna, maka hasil pengamatan dilakukan selama 15 menit.
10. Uji Sitrat
Isolat diinokulasi pada medium Simmon’s
Citrate agar dalam tabung reaksi secara vertikal, kemudian diinkubasi pada suhu
37oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan yang terjadi. Uji
bernilai positif bila terjadi perubahan warna medium dari hijau menjadi biru
yang merupakan indikasi bahwa bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai
satu-satunya sumber energi.
11. Uji Hidrolisis Urea
Isolat diinokulasi pada medium Simmon’s
Citrate agar dalam tabung reaksi secara aseptik, kemudian diinkubasi pada suhu
37oC selama 24-48 jam. Uji akan bernilai positif ditunjukkan oleh
terbentuknya warna merah keunguan setelah inkubasi. Hal ini merupakan indikasi
bahwa isolat bakteri mampu menggunakan urea dan merubah pH menjadi media basa.
BAB 6. JADWAL PELAKSANAAN
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 6 (enam)
bulan yaitu dari bulan Juli – November 2008. Sampel air tambak di ambil kemudian di analisis di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNSRI, Inderalaya, Ogan Ilir
dari bulan Juli hingga bulan September 2008.
No.
|
Jenis Kegiatan
|
Pengamatan (bulan ke-)
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
1.
|
Persiapan dan survey lapangan
|
x
|
|||||
2.
|
Pelaksanaan kegiatan penelitian
|
x
|
x
|
x
|
x
|
||
3.
|
Pengolahan data
|
x
|
x
|
||||
4.
|
Penulisan lapopan dan seminar
|
x
|
x
|
||||
5.
|
Penyelesaian laporan akhir
|
x
|
BAB 7. PERKIRAAN BIAYA
a. Analisa Sampel
No
|
Nama
Bahan/analisis
|
Satuan
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Alkohol
70%
|
2
liter
|
100.000,-
|
200.000,-
|
2.
|
Medium
Gelatin
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
3.
|
Medium
Indol
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
4.
|
Medium
Selektif
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
5.
|
Medium
TSIA
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
6.
|
Medium
NA
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
7.
|
Medium
SSM
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
8.
|
Medium
SCA
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
9.
|
Medium
UB
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
10.
|
Medium
Zobell
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
11.
|
Bahan Isolasi dan identifikasi bakteri
|
1
paket
|
1.000.000,-
|
1.000.000,-
|
12.
|
Medium
Winogradky’s
|
250
gr
|
100.000,-
|
250.000,-
|
13.
|
Minyak
Emersi
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
14.
|
Reagen
Barrit A
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
15.
|
Reagen
Barrit B
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
16.
|
Reagen
Kovac’s
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
17.
|
Reagen
MR
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
18.
|
Safranin
|
50.000,-
|
50.000,-
|
|
19.
|
Akuades
|
5
ltr
|
50.000,-
|
250.000,-
|
20.
|
Glukosa
|
100
gram
|
25.000,-
|
25.000,-
|
21.
|
H2O2
3%
|
50
ml
|
10.000,-
|
50.000,-
|
22.
|
Indikator
BTB
|
50
ml
|
10.000,-
|
50.000,-
|
23.
|
Kristal
violet
|
50
ml
|
10.000,-
|
50.000,-
|
24.
|
Laktosa
|
25.000
|
25.000,-
|
|
25.
|
Larutan
yudium
|
25.000
|
25.000,-
|
|
26.
|
Larutan
Malachit Green
|
50.000
|
50.000,-
|
|
27.
|
Sewa
Laboratorium
|
20
hari
|
100.000,-
|
2.000.000,-
|
Jumlah
|
6.525.000,-
|
b. Perjalanan
No
|
Keperluan
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Transportasi @ 2 orang x Rp. 400.000,-
(PP)
|
800.000,-
|
2.
|
Konsumsi @ 2 orang x 2 hari x Rp. 100.000,-
|
400.000,-
|
3.
|
Penginapan @ 2 orang x 2 hari x Rp.
200.000,-
|
800.000,-
|
Jumlah
|
2.000.000,-
|
c.
Pembuatan laporan hasil penelitian
No
|
Keperluan
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Penulisan
Laporan
|
200.000,-
|
2.
|
Penggandaan
Laporan @ 60.000,- X 6 eksemplar
|
360.000,-
|
3.
|
Publikasi
Ilmiah
|
500.000,-
|
Jumlah
|
1.060.000,-
|
d.
Seminar dan Dokumentasi
No
|
Keperluan
|
Harga
Satuan (Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Perbanyak
draf penelitian 20 eksemplar
|
5.000,-
|
100.000,-
|
2.
|
Film
2 rol
|
30.000,-
|
60.000,-
|
3.
|
Cuci
cetak 2 rol film
|
75.000,-
|
150.000,-
|
4.
|
Konsumsi
seminar penelitian 15 orang
|
7.000,-
|
105.000,-
|
Jumlah
|
415.000,-
|
Total
biaya yang diperlukan:
No
|
Keperluan
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Analisa
Sampel
|
6.525.000,-
|
2.
|
Perjalanan
|
2.000.000,-
|
3.
|
Pembuatan
Laporan Hasil Penelitian
|
1.060.000,-
|
4.
|
Seminar
dan Dokumentasi
|
415.000.-
|
Jumlah
|
10.000.000,-
|
Terbilang : Sepuluh Juta
Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Capuccino, J.G & Sherman, N. 1992. Microbiology a Laboratory
Mannual. The Benjamin/Cummings Publish. USA: 458 hal.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek, Teknik Dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia
Pustaka. Jakarta: 163 hlm.
Jutono, J., Soedarsono,
Hartadi, S., Kabirun, S., & Susanto. 1973. Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Departemen Mikrobiologi. Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yokyakarta: 232 hlm.
Lay, B.W. 1994. Analisis
Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 168 hlm.
Widjajanti, H & Munawar.
1996. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. FMIPA-Biologi Universitas
Sriwijaya. Inderalaya: 38 hlm.
Komentar