Hukum Gas Ideal
Hukum
gas ideal (persamaan keadaan gas ideal)
Pengantar
Pada
pembahasan sebelumnya (hukum-hukum gas – persamaan keadaan) Mr.Ozan sudah
menjelaskan secara panjang pendek mengenai hukum om Boyle, hukum om Charles dan
hukum om Gay-Lussac. Ketiga hukum gas ini baru menjelaskan hubungan antara
suhu, volume dan tekanan gas secara terpisah. Hukum om obet Boyle hanya
menjelaskan hubungan antara Tekanan dan volume gas. Hukum om Charles hanya
menjelaskan hubungan antara volume dan suhu gas. Hukum om Gay-Lussac hanya
menjelaskan hubungan antara suhu dan tekanan gas. Perlu diketahui bahwa ketiga
hukum ini hanya berlaku untuk gas yang memiliki tekanan dan massa jenis yang
tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini juga hanya berlaku untuk gas yang suhunya
tidak mendekati titik didih. Oya, yang dimaksudkan dengan gas di sini adalah
gas yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Istilah kerennya gas riil alias
gas nyata… misalnya oksigen, nitrogen dkk…
Karena
hukum om obet Boyle, hukum om Charles dan hukum om Gay-Lussac tidak berlaku
untuk semua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi lebih sulit. Untuk
mengatasi hal ini (maksudnya untuk mempermudah analisis), kita bisa membuat
suatu model gas ideal alias gas sempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari; yang ada dalam kehidupan sehari-hari cuma gas riil alias gas
nyata. Gas ideal cuma bentuk sempurna yang sengaja kita buat untuk mempermudah
analisis, mirip seperti konsep benda tegar atau fluida ideal. Ilmu fisika tuh
aneh-aneh…. dari pada bikin ribet dan pusink sendiri lebih baik cari saja
pendekatan yang lebih mudah Kita bisa menganggap hukum Boyle, hukum
Charles dan hukum Gay-Lusac berlaku pada semua kondisi gas ideal, baik ketika
tekanan dan massa jenis gas sangat tinggi atau suhu gas mendekati titik didih.
Adanya konsep gas ideal ini juga sangat membantu kita dalam meninjau hubungan
antara ketiga hukum gas tersebut.
Biar
dirimu lebih nyambung, Mr.Ozan tulis kembali penyataan hukum Boyle, hukum
Charles dan hukum Gay-Lussac.
Hukum
Boyle
Berdasarkan
percobaan yang dilakukannya, om Robert Boyle menemukan bahwa apabila suhu gas
dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, volume gas
semakin berkurang. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang,
volume gas semakin bertambah. Istilah kerennya tekanan gas berbanding terbalik
dengan volume gas. Hubungan ini dikenal dengan julukanHukum Boyle.
Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Keterangan
:
Hukum
Charles
Seratus
tahun setelah om Obet Boyle menemukan hubungan antara volume dan tekanan,
seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang bernama om Jacques Charles
(1746-1823) menyelidiki hubungan antara suhu dan volume gas. Berdasarkan hasil
percobaannya, om Cale menemukan bahwa apabila tekanan gas dijaga agar selalu
konstan, maka ketika suhu mutlak gas bertambah, volume gas pun ikt2an
bertambah, sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas juga ikut2an
berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles.
Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Hukum
Gay-Lussac
Setelah
om obet Boyle dan om Charles mengabadikan namanya dalam ilmu fisika, om Joseph
Gay-Lussac pun tak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, om
Jose menemukan bahwa apabila volume gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika
tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an bertambah. Demikian juga
sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas pun ikut2an berkurang.
Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu
mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukanHukum Gay-Lussac. Secara matematis
ditulis sebagai berikut :
Hubungan
antara suhu, volume dan tekanan gas
Hukum
Boyle, hukum Charles dan hukum Gay-Lussac baru menurunkan hubungan antara suhu,
volume dan tekanan gas secara terpisah. Bagaimanapun ketiga besaran ini
memiliki keterkaitan erat dan saling mempengaruhi. Karenanya, dengan berpedoman
pada ketiga hukum gas di atas, kita bisa menurunkan hubungan yang lebih umum
antara suhu, volume dan tekanan gas. Mr.Ozan tulis lagi ketiga perbandingan di
atas biar dirimu lebih nyambung :
Jika
perbandingan 1, perbandingan 2 dan perbandingan 3 digabung menjadi satu, maka
akan tampak seperti ini :
Persamaan
ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan volume (V) sebanding dengan suhu mutlak
(T). Sebaliknya, volume (V) berbanding terbalik dengan tekanan (P).
Perbandingan
4 bisa dioprek menjadi persamaan :
Keterangan
:
P1 =
tekanan awal (Pa atau N/m2)
P2 =
tekanan akhir (Pa atau N/m2)
V1 =
volume awal (m3)
V2 =
volume akhir (m3)
T1 =
suhu awal (K)
T2 =
suhu akhir (K)
(Pa
= pascal, N = Newton, m2 = meter kuadrat, m3 = meter kubik, K =
Kelvin)
Contoh
soal ada di bagian akhir tulisan ini… Tuh di bawah
Hubungan
antara massa gas (m) dengan volume (V)
Sejauh
ini kita baru meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas. Massa gas
masih diabaikan… Kok gas punya massa ya ? yupz… Setiap zat alias materi,
termasuk zat gas terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul. Karena atom atau
molekul mempunyai massa maka tentu saja gas juga mempunyai massa. Kalau dirimu
bingung, silahkan pelajari lagi materi Teori
atom dan Teori kinetik.
Pernah
meniup balon ? ketika dirimu meniup balon, semakin banyak udara yang
dimasukkan, semakin kembung balon tersebut. Dengan kata lain, semakin besar
massa gas, semakin besar volume balon. Kita bisa mengatakan bahwa massa gas (m)
sebanding alias berbanding lurus dengan volume gas (V). Secara matematis
ditulis seperti ini :
Jika
perbandingan 4 digabung dengan perbandingan 5 maka akan tampak seperti ini :
Jumlah
mol (n)
Sebelum
melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita bahas konsep mol. Dari pada
kelamaan, kita langsung ke sasaran saja… 1 mol = besarnya massa suatu zat
yang setara dengan massa
molekul zat tersebut. Massa dan massa molekul tuh beda. Biar
paham, amati contoh di bawah…
Contoh
1, massa molekul gas Oksigen (O2) = 16 u + 16 u = 32 u (setiap
molekul oksigen berisi 2 atom Oksigen, di mana masing-masing atom Oksigen
mempunyai massa 16 u). Dengan demikian, 1 mol O2 mempunyai massa 32 gram. Atau
massa molekul O2 = 32 gram/mol = 32 kg/kmol
Contoh
2, massa molekul gas karbon monooksida (CO) = 12 u + 16 u = 28 u (setiap
molekul karbon monooksida berisi 1 atom karbon (C) dan 1 atom oksigen (O).
Massa 1 atom karbon = 12 u dan massa 1 atom Oksigen = 16 u. 12 u + 16 u = 28
u). Dengan demikian, 1 mol CO mempunyai massa 28 gram. Atau
massa molekul CO = 28 gram/mol = 28 kg/kmol
Contoh
3, massa molekul gas karbon dioksida (CO2) = [12 u + (2 x 16 u)]
= [12 u + 32 u] = 44
u (setiap molekul karbon dioksida berisi 1 atom karbon (C)
dan 2 atom oksigen (O). Massa 1 atom Carbon = 12 u dan massa 1 atom oksigen =
16 u). Dengan demikian, 1 mol CO2 mempunyai massa 44 gram. Atau
massa molekul CO2 = 44 gram/mol = 44 kg/kmol.
Sebelumnya
kita baru membahas definisi satu mol. Sekarang giliran jumlah mol (n). Pada
umumnya, jumlah mol (n) suatu zat = perbandingan massa zat tersebut dengan
massa molekulnya. Secara matematis ditulis seperti ini :
Contoh
1 : hitung jumlah mol pada 64 gram O2
Massa
O2 = 64 gram
Massa
molekul O2 = 32 gram/mol
Contoh
2 : hitung jumlah mol pada 280 gram CO
Massa
CO = 280 gram
Massa
molekul CO = 28 gram/mol
Contoh
3 : hitung jumlah mol pada 176 gram CO2
Massa
CO2 = 176 gram
Massa
molekul CO2 = 44 gram/mol
Konstanta
gas universal (R)
Perbandingan
yang sudah diturunkan di atas (perbandingan
6) bisa diubah menjadi persamaan dengan menambahkan konstanta
perbandingan. Btw, berdasarkan penelitian yang dilakukan om-om ilmuwan,
ditemukan bahwa apabila kita menggunakan jumlah mol (n) untuk menyatakan ukuran
suatu zat maka konstanta perbandingan untuk setiap gas memiliki besar yang
sama. Konstanta perbandingan yang dimaksud adalah konstanta gas universal (R).
Universal = umum, jangan pake bingung…
R =
8,315 J/mol.K
=
8315 kJ/kmol.K
=
0,0821 (L.atm) / (mol.K)
=
1,99 kal / mol. K
(J
= Joule, K = Kelvin, L = liter, atm = atmosfir, kal = kalori)
HUKUM
GAS IDEAL (dalam jumlah mol)
Setelah
terseok-seok, akhirnya kita tiba di penghujung acara pengoprekan rumus.
Perbandingan 6 (tuh di atas) bisa kita tulis menjadi persamaan, dengan
memasukan jumlah mol (n) dan konstanta gas universal (R)…
PV = nRT
Persamaan
ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
Keterangan
:
P =
tekanan gas (N/m2)
V =
volume gas (m3)
n =
jumlah mol (mol)
R =
konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
T =
suhu mutlak gas (K)
CATATAN
:
Pertama,
dalam penyelesaian soal, dirimu akan menemukan istilah STP. STP tuh singkatan
dari Standard
Temperature and Pressure. Bahasanya orang bule… Kalau diterjemahkan
ke dalam bahasa orang Indonesia, STP artinya Temperatur dan Tekanan Standar.
Temperatur = suhu.
Temperatur
standar (T) = 0 oC = 273 K
Tekanan
standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 102 kPa = 101
kPa
Kedua,
dalam menyelesaikan soal-soal hukum gas, suhu alias temperatur harus dinyatakan
dalam skala Kelvin
(K)
Ketiga,
apabila tekanan gas masih berupa tekanan
ukur, ubah terlebih dahulu menjadi tekanan absolut. Tekanan absolut
= tekanan atmosfir + tekanan ukur (tekanan atmosfir = tekanan udara luar)
Keempat,
jika yang diketahui adalah tekanan atmosfir (tidak ada tekanan ukur), langsung
oprek saja tuh soal.
Contoh
soal 1 :
Pada
tekanan atmosfir (101 kPa), suhu gas karbon dioksida = 20 oC dan volumenya
= 2 liter. Apabila tekanan diubah menjadi 201 kPa dan suhu dinaikkan menjadi
40 oC, hitung volume akhir gas karbon dioksida tersebut…
Panduan
jawaban :
P1 =
101 kPa
P2 =
201 kPa
T1 =
20 oC + 273 K = 293 K
T2 =
40 oC + 273 K = 313 K
V1 =
2 liter
V2 =
?
Tumbangkan
soal :
Volume
akhir gas karbon dioksida = 1,06 liter
Contoh
soal 2 :
Tentukan
volume 2 mol gas pada STP (anggap saja gas ini adalah gas ideal)
Panduan
jawaban :
Volume
2 mol gas pada STP (temperatur dan tekanan stadard) adalah 44,8 liter. Berapa
volume 1 mol gas pada STP ? itung sendiri….
Contoh
soal 3 :
Volume
gas oksigen pada STP = 20 m3. Berapa massa gas oksigen ?
Panduan
jawaban :
Volume
1 mol gas pada STP = 22,4 liter = 22,4 dm3 = 22,4 x
10-3 m3 (22,4 x 10-3m3/mol)
Volume
gas oksigen pada STP = 20 m3
Massa
molekul oksigen = 32 gram/mol (massa 1 mol oksigen = 32 gram). Dengan demikian,
massa gas oksigen adalah :
Catatan
:
Kadang massa molekul disebut
sebagai massa molar.
Jangan pake bingung, maksudnya sama saja… Massa molar = massa molekul
Contoh
soal 4 :
Sebuah
tangki berisi 4 liter gas oksigen (O2). Suhu gas oksigen tersebut = 20 oC
dan tekanan terukurnya = 20 x 105 N/m2. Tentukan massa gas oksigen
tersebut (massa molekul oksigen = 32 kg/kmol = 32 gram/mol)
Panduan
jawaban :
P =
Patm + Pukur = (1 x 105 N/m2) + (20 x 105 N/m2) = 21 x
105 N/m2
T =
20 oC + 273 = 293 K
V =
4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
R =
8,315 J/mol.K = 8,315 Nm/mol.K
Massa
molekul O2 = 32 gram/mol = 32 kg/kmol
Massa
O2 = ?
Massa
gas oksigen = 110 gram = 0,11 kg
Guampang
sekali khan ? hiks2…. Sering2 latihan, biar mahir
HUKUM
GAS IDEAL (Dalam jumlah molekul)
Kalau
sebelumnya Hukum gas ideal dinyatakan dalam jumlah mol (n), maka kali ini hukum
gas ideal dinyatakan dalam jumlah molekul (N). Sebelum menurunkan persamaannya,
terlebih dahulu baca pesan-pesan berikut ini…
Seperti
yang telah Mr.Ozan jelaskan sebelumnya, apabila kita menyatakan ukuran zat
tidak dalam bentuk massa (m), tapi dalam jumlah mol (n), maka konstanta gas
universal (R) berlaku untuk semua gas. Hal ini pertama kali ditemukan oleh
alhamrum Amedeo Avogadro (1776-1856), mantan ilmuwan Italia. Sekarang beliau
sudah beristirahat di alam baka… Almahrum Avogadro mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu
setiap gas sama, maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama. Kalimat yang
dicetak tebal ini dikenal dengan julukan hipotesa Avogadro (hipotesa = ramalan
atau dugaan). Hipotesa almahrum Avogadro ini sesuai dengan kenyataan bahwa
konstanta R sama untuk semua gas. Berikut ini beberapa pembuktiannya :
Pertama,
jika kita menyelesaikan soal menggunakan persamaan hukum gas ideal (PV = nRT),
kita akan menemukan bahwa ketika jumlah mol (n) sama, tekanan dan suhu juga
sama, maka volume semua gas akan bernilai sama, apabila kita menggunakan
konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K). Karenanya dirimu jangan pake heran
kalau pada STP, setiap gas yang memiliki jumlah mol (n) yang sama akan memiliki
volume yang sama. Volume 1 mol gas pada STP = 22,4 liter. Volume 2 mol gas =
44,8 liter. Volume 3 mol gas = 67,2 liter. Dan seterusnya… ini berlaku untuk
semua gas.
Kedua,
jumlah molekul dalam 1 mol sama untuk semua gas. Jumlah molekul dalam 1 mol =
jumlah molekul per mol = bilangan avogadro (NA). Jadi bilangan Avogadro
bernilai sama untuk semua gas. Besarnya bilangan Avogadro diperoleh melalui pengukuran
:
NA =
6,02 x 1023 molekul/mol = 6,02 x 1023 /mol
=
6,02 x 1026 molekul/kmol = 6,02 x 1026 /kmol
Untuk
memperoleh jumlah total molekul (N), maka kita bisa mengalikan jumlah molekul
per mol (NA) dengan jumlah mol (n).
Kita
oprek lagi persamaan Hukum Gas Ideal :
Ini
adalah persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul.
Keterangan
:
P =
Tekanan
V =
Volume
N =
Jumlah total molekul
k =
Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10-13 J/K)
T =
Suhu
Punya
soal ?
Masukan
saja melalui komentar, nanti Mr.Ozan oprek… Soalnya jangan banyak2…
Berikut
ini seperangkat peralatan perang dan amunisi yang mungkin dibutuhkan :
Volume
1
liter (L) = 1000 mililiter (mL) = 1000 centimeter kubik (cm3)
1
liter (L) = 1 desimeter kubik (dm3) = 1 x 10-3 m3
Tekanan
1
N/m2 = 1 Pa
1
atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 105 Pa = 1,013 x 102 kPa =
101,3 kPa (biasanya dipakai 101 kPa)
Pa
= pascal
atm
= atmosfir
Komentar