Penentuan Kesadahan Total
I.
Judul Praktikum :
Penentuan Kesadahan Total
II.
Tanggal Praktikum : Jum’at, 4 Oktober 2013
III.
Tanggal Laporan :
Jum’at, 18 Oktober 2013
IV.
Identitas Sample
1.
Jenis Sample :
sample air tanah
2.
Lokasi Sample :
air sumur, ujung berung Bandung
3.
Teknik Sampling :
composite sampling
4.
Volume Sample :
5L
V.
Tujuan Praktikum :
Dapat menentukan ppm kesadahan otal dalam sample air
VI.
Prinsip Percobaan :
Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air
dititrasi oleh larutan EDTA standar pada pH 10 dengan bantuan indikator EBT.
Pada saat TA terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru jelas. Pada
TE, mol Ca2+ + Mg2+ = mol EDTA.
VII.
Dasar Teori :
Kesadahan dalam air disebabkan oleh adanya ion ion
terlarut Ca2+, Mg2+, Fe2+,
Mn2+, HCO3- dll. Karena jumlah
Ca2+ dan Mg2+ terlarut sangat dominan sehingga
tinjauan penyebab kesadahan adalah Mg2+ dan Ca2+
serta HCO3- .
Jika kesadahan tinggi maka kandungan Ca2+
dan Mg2+ tinggi .
Jenis jenis kesadahan :
1.
Kesadahan Total :
kesadahan seluruh
2.
Kesadahan Tetap :
anion yang mengandung selain bikarbonat
3.
Kesadahan Sementara : yang mengandung bikarbonat dalam air
4.
Kesadahan Kalsium : kesadahan dengan mengendapkan Mg
5.
Kesadahan Magnesium
Kesadahan
ditetapkan melalui metode titrimetri yaitu Kompleksometri.
Larutan baku yang digunakan adalah EDTA (Ethylen Diamin Tetra Acetic Acid) / Complexon II / TItriplex II /
Complexon III / Titriplex III / Na-EDTA
Satuan Kesadahan :
1.
Derajat Kesadahan Jerman = oD (Germany Degree)
1oD = 10
mg CaO/L
2.
Derajat
Kesadahan Francis = oF
(French Degree)
1oF = 10
mg CaCO3/L
3.
Derajat
Kesadahan Inggris = oE
(England Degree)
1oE = 1
g/gallon = 14,3 mg CaCO3/L
4.
Derajat
Amerika (Dalam mg CaCO3/L)
VIII.
Alat dan Bahan :
Alat :
1.
Erlenmeyer 250 ml
2.
Corong pendek
3.
Pipet tetes
4.
Gelas ukur 100 ml
5.
Buret 50 ml
6.
Pipet ukur 10 ml
7.
Klem dan statif
8.
Kertas timbang
9.
Kaca arloji
Bahan :
1.
Sample air sumur
2.
Larutan buffer pH 10
3.
Indicator EBT ( Eriochrom Black T )
4.
Larutan EDTA standar 0,01 N
IX.
Langkah Kerja :
1.
Ambil 100 mL sampel air lalu masukkan ke dalam
labu elemeyer 250 mL.
2.
Tambahkan 2 mL larutan buffer pH=10.
3.
Tambahkan 50 mg indikator EBT dalam NaCl.
4.
Titrasi dengan larutan standar EDTA 0,01 M
sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru jelas.
5.
Hitung ppm kesadahan total dalam mg CaO/L.
X.
Data Pengamatan :
Table Titrasi Kesadahan Total
Titrasi
|
1
|
2
|
Skala Akhir
|
6,91 ml
|
6,91 ml
|
Skala Awal
|
0,00 ml
|
0,00 ml
|
Volume
|
6,91 ml
|
6,91 ml
|
Warna TA
|
Biru Jelas
|
Biru Jelas
|
Persamaan Reaksi :
Mg2+(aq)+ HIn2-(aq) <--> MgIn-(aq) + H+(aq) -->
Ca2+(aq) + H2Y2-(aq)
<--> CaY2-(aq) + 2H+(aq) -->
Mg2+(aq) + H2Y2-(aq) <-->
MgY2-(aq) + 2H+(aq) -->
H2Y2-(aq) + MgIn-(aq) <-->
MgY2-(aq) + HIn2-(aq) + H+(aq) -->
Perhitungan :
Ppm
kesadahan total = 1000/100 x mol EDTA
x Mr CaO
=
1000/100 x 0,00989 N x 6,91 ml x 56
=
38,25 ppm
XI.
Pembahasan :
1.
Fungsi
penambahan larutan buffer pH 10 karena EBT dapat beryubah warna yang jelas pada
pH tersebut .
2.
Pada
kesadahan total indicator yang digunakan adalah EBT dalam NaCl dikarenakan Mg
lebih stabil membentuk kompleks atau bereaksi dengan EBT dibandingkan dengan
Murexyde dalam NaCl
3.
Kekuatan
ligan Mg dengan EBT lebih lemah dibandingkan dengan Mg dengan Na-EDTA sehingga
pada saat TA warna yang terbentuk adalah warna awal dari indicator.
XII.
Kesimpulan :
Dari hasil
praktikum penentuan kesadahan total pada sample air sumur di ujung berung
bandung diperoleh ppm kesadahan total sebesar 38,25 ppm
XIII.
Daftar
Pustaka :
Komentar